JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com,- Untuk kali kesekian Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Pelari Nusantara mendistribusikan royalti musik kepada pencipta lagu dan ahli warisnya. Kali ini, menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, Pelari Nusantara mengajak ratusan anggotanya berhimpun di hotel Ciputra, Jakarta, untuk memperkuat tali silaturahmi, sekaligus melaporkan jalannya perahu organisasi.
Sandec Sahetapy, Ketua LMK Pelari Nusantara dalam sambutannya mengatakan, agenda kumpul menjelang bulan suci Ramadhan ini, tidak sekedar untuk menjaga kekompakan, tapi sekaligus membagikan royalti atau imbalan atas penggunaan ciptaan atau produk hak terkait yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak terkait, khususnya royalti digital.
Baca Juga: Penjahat Sebenarnya adalah Polisi? (Narkoba dan Polisi di AS).
"Meminjam bahasa Obbie Messak kita adalah all for one and one for all. Maksudnya, kami sebisa mungkin memanusiakan semua anggota Pelari Nusantara. Walau untuk royalti digital ini, tidak semua mendapatkan pembagian royalti digital, karena memang demikianlah adanya, " kata Sandec Sahetapy.
Ditambahkan Sekretaris Umum Rudy Loho, dalam pembagian royalti digital kali ini, yang mendapatkan royalti hanya 16 anggota Pelari Nusantara.
Baca Juga: Menimbang Gibran di Pilgub Jateng.
"Cuman yang terbaca 16 orang, padahal anggota kita ratusan orang. Kalau kita bagi ada yang dapat seratus perak, atau lima ribu perak. Makanya dengan segala hormat saya selalu mengatakan, terus berkarya, karena dengan berkarya, lagunya menjadi terbaca secara digital. Sehingga penciptnya setiap bulan bisa gajian," kata Rudy Loho.
Segendang sepenarian Brigjen Amrizar, Kapok Sahli Pangdam Jayakarta cum Anggota Dewan Penasehat LMK Pelari Nusantara mengatakan, sebuah organisasi apapaun jenis dan namanya, dapat bertahan dan menjadi besar, bila memenuhi dua syarat mendasar sebagai organisasi.
Baca Juga: Kuda Hitam Pilpres 2024.
"Pertama ada loyalitasnya. Kalau organisasi tidak ada loyalitasnya, hanya masalah waktu akan bubar dengan sendirinya. Dan kedua, jangan takut dengan kemajuan teknologi. Karena yang paling utama adalah, The man behind the gun. The man yang yang penting, manusianya. Itulah yang paling utama," katanya.
Serupa, Brigjend (purn) Ahmad Tamim, selaku Pengawas LMK Pelari Nusantara mengatakan, LMK Pelari Nusantara akan menjadi besar dengan sendirinya, jika dibesarkan oleh semua pemangku kepentingan LMK Pelari Nusantara termasuk anggotanya.
Baca Juga: Keniscayaan untuk Gus Yaqut.
"Saya sekaligus mengucapkan hormat saya kepada tokoh tranparansi royalti. Yang terus memikirkan bagaimana mendapatkan dan membagikan royalti kepada pencipta lagu," katanya ditujukan kepada Sandec Sahetapy, sembari berharap pembagian royalti musik di Indonesia segera sehat.
Artikel Terkait
Politik adalah Komedi Baru
Perang dan Damai
Adab dan Etika Politisi
Satria Piningit, Di Mana Kau Berada.
Indonesia dan 100 Tahun NU.
Everything Everywhere All at Once' Merajai Oscar.