JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com, - Aktivitas bisnis dan usaha bukan hanya sekedar tuntan hidup, namun dalam islam merupakan kewajiban. Agama sangat konsen bagaimana membangun kesejahteraan dan kemandirian ekonomi, di antaranya dengan melakukan usaha.
"Dunia berkembang pesat akibat revolusi teknologi digital. Dunia tanpa batas, makin dekat dan makin kecil, dunia bukan lagi stu rumah atau satu kamar, melainkan dunia dalam genggaman atau internet," demikian dikatakan Dr. H. Jazuli Juwaini, MA, Anggota Komisi I DPR RI dalam seminar online: “Adaptasi Bisnis UMKM di Era Digital”.
Baca Juga: Komedi dan Tragedi Sepak Bola Indonesia.
Dia menambahkan, teknologi mengubah banyak hal dan membawa dampak positif maupun negatif di antaranya; dapat mengubah cara kerja industri, mengubah cara kita berinteraksi, mengubah cara kita belajar dan mengubah gaya hidup kita.
Teknologi juga memberi peluang bagi wirausaha dan bisnis dalam hal inovasi pasar/marketplace, inovasi pemasaran/penjualan, inovasi distribusi, dan inovasi tata kelola/proses bisnis.
Baca Juga: Menimbang Gibran di Pilgub Jateng.
"Karena itu, literasi digital untuk bisnis sangatlah penting, kita harus cerdas memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan bisnis, siapapun bisa jadi pebisnis di era ini dan era digital ini memudahkan semuanya. Kita tidak harus membutuhkan banyak persiapan dan kita juga dapat belajar dari mana saja, dapat berpartner dengan siapapun, dapat menjual apapun dan banyak tempat untuk memasarkan produk kita," katanya secara daring, Rabu (29/3/2023).
Modal bisnis, masih menurut dia, di era digital membutuhkan mindset, motivasi dan kemauan yang kuat, kreativitas dan inovasi dalam melihat peluang, kemampuan belajar dan adaptasi yang cepat, menguasai keterampilan digital, serta aktif mengembangkan jaringan dan kolaborasi.
Baca Juga: Penjahat Sebenarnya adalah Polisi? (Narkoba dan Polisi di AS).
Dr. Hamdani, SE., MM., M.Pd., M.Ak, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Tangerang menyampaikan, saat ini kondisi atau fakta UMKM yang ada di Indonesia 99,91% pelaku UMKM adalah pengusaha mikro kecil menengah, dan pengusaha dalam skala besar hanya 0,09%.
"Dalam 10 tahun terakhir, UMKM kita tidak mengalami kenaikan yang signifikan dan cenderung tidak naik kelas, peningkatannya sangat kecil sekali, kenapa UMKM kita belum naik kelas? Apakah karena UMKM kita belum mampu beradaptasi dengan teknologi?," katanya.
Baca Juga: Kuda Hitam Pilpres 2024.
Mungkin ada banyak faktor yang harus dkaji bersama sama. UMKM atau usaha mikro kecil menengah itu adalah semua usaha produktifi, baik industri yang melakukan pengolahan bahan baku maupun yang hanya melakukan penjualan saja.
Pada masa sekarang, imbuh dia, terdapat 5 masalah dasar pada UMKM kita di antaranya yaitu; kurangnya akses pasar, akses legal, akses modal, akses sumber daya dan akses terhadap teknologi.
Artikel Terkait
Politik adalah Komedi Baru
Perang dan Damai
Adab dan Etika Politisi
Komedi dan Tragedi Sepak Bola Indonesia.