Dengan wilayah yang luas sebagai negeri agraris Indonesia pernah mencapai swasembada
beras. Tapi Holding perkebunan pesimistis negeri Khatulistiwa ini mampu berswasembada gula. Kenapa begitu ?
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani tidak yakin Indonesia dapat swasembada gula. Alasannya, lahan tebu di dalam negeri yang terbatas.
"Kalau melihat kemampuan lahan, kemudian kebutuhan padi dan sebagainya. Kayaknya tidak mungkin Indonesia memaksakan swasembada seluruh gula," katanya pada rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di Komplek Parlemen, Senin (20/9).
Baca Juga: Dukung Swasembada Gula 2024, Ini Langkah Petrokimia Gresik & PTPN X
Ghani menunjukkan, saat ini produktivitas tebu nasional rata-rata 5 ton per hektar. Padahal tahun 1930 mencapai 150 ton per hektar.
"Kami melakukan transformasi gula PTPN, untuk memujudkan kemandirian gula nasional. Bukan gula secara total," paparnya.
Untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi, kata Ghani, PTPN melalui produknya Nusa Kita ditargetkan menguasai 10 persen dari konsumsi gula nasional.
"Kami punya 10 unit produksi, nantinya target kami 400 ribu ton. Ini nantinya mengurangi impor gula juga," paparnya.
Selain gula, PTPN juga menggenjot produksi minyak goreng dengan merek Nusa Kita.
"Nantinya 6 persen dari share nasional (bisa dikuasai). Jadi tahun 2024, kami akan produksi minyak goreng ritel 250 ribu ton, dan kami sudah punya pabriknya di Sumatera Utara kapasitasnya 400 ribu ton," ujarnya.***