Serupa dengan pelaku pers pada umumnya, pengelola persma juga harus bijak menyikapi perubahan besar yang sudah dan akan terus terjadi, khususnya bagaimana menanggapi media sosial.
Dari posisi persma sebagai pers alternatif, persma dapat mengisi kekurangan dan pengaderan pers profesional. Tak hanya itu, persma juga menjadi tempat berlatih sebelum memasuki dunia profesional.(mukti,alam/
Disadari, persma juga banyak memiliki kelemahan. Antaranya, masih berorientasi pada cetak. Juga, pengaderan yang tidak sistematis, serta pengelolaan yang tak serius. Hal ini berujung sebagai ancaman bagi persma. Banyak persma terjerat hukum dan mendapat kekerasan. Intervensi pimpinan kampus untuk isu internal masih kerap terjadi.
Fakta bahwa persma dikelola oleh anak muda menjadi sebuah kelebihan. Persma memiliki orang-orang yang mau belajar. Dengan demikian bisa diharapkan adanya “mahasiswa wartawan” yang lebih berintegritas dan tidak berorientasi pada penghasilan.

Diskusi diakhiri dengan pemberian plakat kepada para pemateri oleh Ketua PWI Jaya Sayid Iskandarsyah. Perwakilan mahasiswa yang hadir secara offline datang dari Universitas BSI,UPN Jakarta,UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Ibnu Khaldun Bogor,Universitas Sahid Jakarta, Universitas Bakrie Jakarta, Universitas Bina Nusantara.(mukti,alam/***)
Artikel Terkait
FKPT Jateng Sinergikan Awak Media, Pers Kampus Bhabinkamtibmas dan Babinsa Cegah Terorisme
AJI Yogyakarta Kecam Intimidasi terhadap Pers Mahasiswa UAD