Kenari Djaja, Asrinesia dan IARKI Kupas Monumen Garuda Wisnu Kencana di Bali

- Minggu, 17 Oktober 2021 | 17:45 WIB
Suasana seminar online Garuda Wisnu Kencana – Landmark Kawasan Budaya yang diselenggarakan Kenari Djaja dan Majalah Asrinesia, bekerja sama dengan IARKI  (Suaramerdeka/istimewa)
Suasana seminar online Garuda Wisnu Kencana – Landmark Kawasan Budaya yang diselenggarakan Kenari Djaja dan Majalah Asrinesia, bekerja sama dengan IARKI (Suaramerdeka/istimewa)

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com- Karya patung-patung berukuran raksasa yang melengkapi ruang terbuka kota terasa fenomenal dalam satu dekade terakhir.

Ini sebagai elemen penyeimbang antara pembangunan gedung dan ruang terbuka hijau.

Dalam seminar online Garuda Wisnu Kencana – Landmark Kawasan Budaya yang diselenggarakan Kenari Djaja dan Majalah Asrinesia, bekerja sama dengan IARKI (Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia), pada Kamis, 10 Oktober 2021, Ketua Umum IARKI Dr. Ir. Hadi Prabowo, MT, mengatakan bangunan monumen berbentuk patung menjadikan wajah kota semakin menarik dan berbudaya yang membanggakan warganya.
 
"Vibrasi monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang ditempatkan pada ruang terbuka di Pulau Bali tidak hanya menarik wisatawan, tapi juga para kolektor seni yang melihat replikanya sebagai obyek baru investasi yang memiliki peluang bisnis," kata Hadi Prabowo.
 
 
"GWK yang indah desain dan kebesaran skalanya, dibangun secara harmoni dengan lingkungannya sebagai Landmark/tenger yang sangat populer di kawasan budaya Jimbaran," tambahnya.
 
Bagaimana ruang kota bisa menerima kehadiran sebuah monumen sebagai Landmark yang membanggakan disampaikan perancang kota Dr. Ir. Danang Prihatmojo, M.Arch, dari IARKI.
 
Menurutnya, kehadiran elemen kota bukan visual semata, tetapi harus berdampak bagi kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
 
 
Bangunan monumen pun harus serasi antar wujud arsitektur dengan fungsinya, seperti disampaikan Arsitek Chiquita M. Pitoyo, IAI, dari konsultan Arkitekton Lima yang terlibat dalam merancang pedestal Garuda Wisnu Kencana.
 
Sosok burung Garuda yang ditunggangi Dewa Wisnu dalam ukuran raksasa, tampil sebagai Artscape ruang terbuka sudah dipertimbangkan Seniman Pematung Nyoman Nuarta kala menciptakan masterpiece-nya ini. 
 
Keahliannya membuat patung berskala besar dengan menggunakan tembaga (cooper) dan teknologi modern, telah diakui Fakultas Senirupa ITB dengan menganugerahkan gelar Doktor Kehormatan beberapa bulan yang lalu.
 
 
Ada pun peserta seminar yang terdiri dari kalangan profesi Arsitek, Arsitek Perkotaan, Arsitek Lanskap, Seniman patung, Pengampu daerah dan masyarakat umum, diharapkan bisa mendapat pengalaman menerima kehadiran Landmark yang bernuansa budaya. ***
 
 

 

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Digitalpreneur adalah Kunci

Minggu, 28 Mei 2023 | 09:27 WIB

Pemanfaatan Digital Bagi Pertanian

Minggu, 28 Mei 2023 | 08:37 WIB

Kreatif Dan Produktif Di Dunia Digital.

Sabtu, 27 Mei 2023 | 20:38 WIB

Perkembangan Teknologi di Era Digital.

Sabtu, 27 Mei 2023 | 19:11 WIB

Membaca Adalah Kunci Dunia.

Sabtu, 27 Mei 2023 | 18:22 WIB

Jaga Bahasa di Ruang Digital.

Sabtu, 27 Mei 2023 | 08:11 WIB

To Sofia With Love

Jumat, 26 Mei 2023 | 23:08 WIB
X