"Makanya banyak ditemukan unsur ketidakadilan, juga indikasi permufakatan jahat, indikasi manipulasi penyalahgunaan anggaran, dan juga indikasi gratifikasi," kata Rully Sofyan lebih lanjut.
Baca Juga: Novia Widyasari Maafkan Kami Semua
Terkait fakta dan informasi juga data, bendahara PSMPI Akhlis Suryapati, mengaku sudah mengumpulkan fakta dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Hasil kuratorial mereka kami simpulkan, mereka hanya menguatkan kroni-kroni mereka, dan menyingkirkan yang bukan kroni mereka. Kami temukan fakta, diabaikannya banyak pihak yang layak mendapatkan bantuan, atau sengaja disingkirkan karena bukan kroni mereka," kata Akhlis Suryapati.

Akhlis Suryapati menambahkan, bahkan ada temuan bantuan PEN Subsektor Film diserahkan kepada PH (Prioduction House) besar, yang tidak patut mendapat bantuan.
Bahkan menurut dia, ada empat
(4) PH besar yang mendapatkan bantuan, dan dobel bantuannya. Sementara pada saat bersamaan, PH kecil malah tidak kebagian.
"Pendaftaran program PEN Subsektor Film dilakukan dalam waktu singkat, atau tujuh hari. Juga syarat yang sangat sulit dipenuhi, seperti daftar produksi setahun terakhir," katanya.
Gusti Randa, Ketua TPF program PEN Subsektor Film menceritakan
PSMPI pernah berkirim surat ke Menteri Parekraf RI, dan diterima Irjen Utama Kemenparekraf RI. Menjadi persoalan karena Irjen Utama Kemenparekraf RI sudah merasa betul atau benar soal penyaluran bantuan PEN Subsektor Film .

Artikel Terkait
Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Subsektor Film Dinilai Ada Dugaan Suap
Noise, Gusti Randa Minta Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Subsektor Film Dihentikan
Sengkarut PEN, Anggy Umbara Minta Klarifikasi Para Pihak, Juga Kurator PEN.
TPF PEN Sub Sektor Film Resmi Dibentuk; Menghindari Tindak Pidana Korupsi
Banyak Lobang dalam Skema Kuratorial Program PEN Sub Sektor Film
TPF PEN Sub Sektor Film Akan Membuka Hotline, dan Bekerja Secara Profesional.
Program PEN-Subsektor Film Dinilai Ada Unsur Kolusi dan Permufakatan Jahat