JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com,- Sebagai Direktur Perfilman, Musik dan Media (PMM) Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek RI Ahmad Mahendra sewajarnya gemar menonton film nasional.
Bukan semata bagian dari tugasnya menjadi bagian aktif representasi kehadiran pemerintah kepada ekosistem perfilman nasional, tapi pada dasarnya Ahmad Mahendra memang gemar menonton film nasional.
"Saya belum lama ini menonton Makmum 2, yang sudah lebih dari sejuta penontonnya di masa pandemi itu. Tapi sebelumnya saya juga nonton banyak film nasional lainnya, seperti film Perempuan Tanah Jahanam, sampai Yuni," kata Ahmad Mahendra saat melakukan kick off Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) XII 2022 di Hotel Harris FX Senayan, Jakarta, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga: Sutardji Calzoum Bachri; Puisi Benny Benke Prosaik, Layak Direnungkan
Ahmad Mahendra mengatakan kegemarannya menonton film nasional sudah ada sejak dia belia. "Apalagi film-film yang dimainkan Jenny Rachman," katanya sembari terkekeh mengenang masa lalu, betapa hampir semua film yang dimainkan Jenny Rachman, pasti telah ditontonnya.
Dari film Binalnya Anak Muda (1978), Kabut Sutra Ungu (1979), Gadis Marathon (1981), Budak Nafsu (1983) hingga Doea Tanda Mata (1985). Kekaguman Ahmad Mahendra kepada Jenny Rachman memang bukan tanpa alasan.
Baca Juga: Di Negeri Demokrasi Puisi (masih) Ditakuti (?)

Jenny Rachman pada masanya adalah The Big Five dalam jajaran aktor di Indonesia. Bersama Doris Callebaut, Roy Marten, Robby Sugara dan Yati Octavia, karena bayarannya paling tinggi, serta film apapun yang dibintangi kelima aktor tersebut, hampir selalu laris manis di pasaran, saat diedarkan di bioskop.
Baca Juga: Melalui Puisi Sangkan Paraning Dumadi
Nah, diantara salah satu penonton bioskop pada saat itu adalah Ahmad Mahendra, terutama jika yang main Jenny Rachman.
"Tapi sayang ya, film Indonesia saat ini agak ketinggalan sedikit dengan film dari Bhutan, padahal persoalannya mirip-mirip dengan persoalan di Makassar (tema film di Bhutan), dan Buthan adalah negara kecil," kata Ahmad Mahendra masygul.

Artikel Terkait
Inilah Daftar Lengkap Pemenang Piala Gunungan FFWI XI 2021
Hilmar Farid; FFWI Tetap Hadir Tahun Depan
Ibnu Jamil; FFWI Memperkuat Ekosistem Perfilman Indonesia
Gunawan Maryanto Terima Piala Gunungan Aktor Genre Drama Terbaik FFWI XI Secara Anumerta, Diterima Ahli Warisnya
FFWI XII 2022 Resmi Kembali Bergulir