Rawat Inap di RSDC Wisma Atlet Sudah Tembus 4590 Orang

- Senin, 31 Januari 2022 | 13:42 WIB
Pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet terus meningkat. Totalnya sudah mencapai 4.590 pasien, bertambah 19 kasus per Senin (31/1/2022)  (Instagram@lawancovid19_)
Pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet terus meningkat. Totalnya sudah mencapai 4.590 pasien, bertambah 19 kasus per Senin (31/1/2022) (Instagram@lawancovid19_)

 

Jakarta,suaramerdeka-jakarta.com - Angka terinfeksi Virus Corona terus terjadi peningkatan dalam satu bulan terakhir.

Pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet terus meningkat. Totalnya sudah mencapai 4.590 pasien, bertambah 19 kasus per Senin (31/1/2022) pukul 08:00 pagi.

Di waktu yang sama, ada satu pasien yang dirujuk ke RS lain, sementara 454 orang berhasil sembuh. Dalam grafik keterisian pasien di Wisma Atlet, terlihat peningkatan mulai terjadi sejak akhir Desember 2021.

Bahkan, jumlah kasus COVID-19 rawat inap di Wisma Atlet kini menjadi tertinggi sejak Agustus 2021. Peningkatan signifikan ini memicu kekhawatiran pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, khususnya bagi kelompok rawan.

Baca Juga: Komnas HAM: Ada Kode Kekerasan 'Dua Setengah Kancing serta 'Mos das Di Kasus Kerangkeng Bupati Langkat

"Iya kita sudah menapak anak tangga gelombang ketiga dan didominasi oleh Omicron yang merupakan variant of concern (VoC). Ingat, Omicron ini baru 10 pekan lalu dijadikan VoC, tapi dampaknya menimbulkan gelombang dan pecah kasus infeksi di banyak negara," beber Dicky, ditulis Senin (31/1/2022).

"Ini juga membuktikan Omicron menjadi potensinya serupa gelombang Delta atau mendekati itu tetap ada. Walaupun potensinya moderat," sambungnya.

Baca Juga: Diandra Edrania Galang Dana Demi Rumah Belajar Orang Papua

Menurutnya, risiko kenaikan angka kematian kemungkinan tetap besar jika kelompok rentan belum mendapatkan perlindungan dari vaksinasi COVID-19. Ia meyakini, persentase kelompok rentan tersebut di Indonesia masih cukup tinggi.

"Selama kelompok rawan di masyarakat itu ada berjumlah sinifikan, belum memiliki imunitas, seperti Amerika hampir setengahnya belum memiliki imunitas dan kita juga sama dengan Amerika potensi risikonya, kita nggak boleh over confidence," pungkas Dicky.***

 

Editor: Arief Sinaga

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Curhat Adalah Kunci!

Sabtu, 3 Juni 2023 | 17:40 WIB

Kata Ganjar Pranowo soal Pertemuan PDIP dan PAN

Jumat, 2 Juni 2023 | 21:38 WIB

Hasto Sebut Keakraban PDIP dan PAN Sudah Lama

Jumat, 2 Juni 2023 | 17:28 WIB
X