Disambut Baik, Sinyal WHO Jadikan Indonesia Pusat Produksi Vaksin Asia Tenggara

- Sabtu, 26 Februari 2022 | 13:02 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo. (Andika Primasiwi)
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo. (Andika Primasiwi)

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Kepercayaan World Health Organization (WHO) yang memberi sinyal akan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi vaksin Covid-19 di Asia Tenggara, disambut baik. Sebab, hal ini sesuai dengan langkah Indonesia yang sedang memperkuat ketahanan kesehatan secara regional dan nasional.

Kepercayaan WHO tentu kita sambut baik. Terlebih, banyak program vaksin gratis, jadi bisa kita gunakan, optimalkan dan kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya,” kata anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo, Sabtu (26/2).

Dia juga mengingatkan agar Indonesia mempersiapkan manufaktur serta kerja sama dengan pabrikan dan produsen asing, agar bisa mendirikan pabrik di Indonesia. Dikatakan, Indonesia sudah memiliki pengalaman panjang untuk produksi vaksin Covid-19 melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi, yakni PT Bio Farma (Persero).

“Sehingga apabila rencana ini terealisasi, maka tidak akan sulit bagi Indonesia melakukannya. Kita kan sudah punya pengalaman memproduksi vaksin. Jadi saya yakin tidak sulit bagi kita,” ujarnya.

Sehingga, bila ada investor yang akan menanam investasi atau bekerja sama dengan Bio Farma untuk memproduksi, pasti bisa dilakukan. Politikus PDIP itu juga yakin, pemerintah - dalam hal ini Kementerian BUMN - berserta DPR RI akan mensupport rencana tersebut.

“Kalau benar terealisasi, saya yakin pasti akan disupport penuh oleh pemerintah dengan mempermudah fasilitas, perizinan atau hal pendukung lainnya. DPR juga pasti mendukung. Apalagi ini jadi langkah yang baik buat Indonesia,” tandasnya.

Dia juga berharap pusat produksi vaksin dipermudah dan didukung penuh. Selain itu, pemerintah tentunya akan memberikan yang terbaik bila benar rencana WHO tersebut terealisasi

Sejalan
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kepercayaan WHO tersebut sejalan dengan tujuan transformasi holding farmasi. “Dimana salah satunya untuk menyediakan produk dan layanan kesehatan berkualitas tinggi yang terintegrasi, terjangkau, dan fokus pada pelanggan,” tegasnya.

Nantinya, kata Erick, Bio Farma menjadi perusahaan Indonesia yang akan memproduksi vaksin mRNA. Dia menambahkan, kolaborasi yang baik antara Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri dan Menteri BUMN, membuat WHO memberikan kepercayaan kepada Indonesia untuk membuat vaksin mRNA.

“Induk holding BUMN farmasi itu telah lama dikenal sebagai manufaktur vaksin terbesar di Asia Tenggara. Yakni dengan kapasitas produksi Bio Farma yang mencapai 3,2 miliar, meliputi 14 jenis vaksin yang sudah diekspor ke lebih dari 150 negara,” ucapnya.

Dikatakan, kepercayaan dari WHO hanya permulaan. Hal itu juga bagian dari program transformasi besar-besaran yang sedang dilakukan di holding BUMN farmasi,” tukasnya. Seperti diketahui, WHO memberikan sinyal untuk menjadikan Indonesia sebagai hub atau pusat produksi vaksin covid-19 di Asia Tenggara.

Hal itu menyusul ditunjuknya Indonesia oleh WHO sebagai salah satu penerima manfaat dari transfer teknologi vaksin berbasis mRNA. Vaksin mRNA merupakan salah satu jenis vaksin yang dikembangkan untuk menangani atau mencegah penyebaran Covid-19.

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

PMNU Peringatkan Riang Prasetya

Minggu, 4 Juni 2023 | 14:14 WIB

Curhat Adalah Kunci!

Sabtu, 3 Juni 2023 | 17:40 WIB
X