JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Nasib para mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Ukraina dan Rusia, akan dibahas oleh Komisi X DPR RI setelah reses. Namun yang menjadi masalah, perang Ukraina-Rusia belum jelas kapan berakhirnya.
“Kita tidak bisa menebak-nebak. Yang jelas, nasib para mahasiswa perlu dibahas,” kata anggota Komisi X DPR RI Mohammad Khairul Amri di Gedung MPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (2/3),
Hal itu disampaikannya usai dilantik menjadi anggota MPR RI melalui Pergantian Antar Waktu (PAW) oleh Ketua MPR MPR RI Bambang Soesatyo. Menurutnya, pembahasan itu terkait dengan kelanjutan studi mahasiswa.
“Baik yang mendapat beasiswa maupun yang menempuh secara mandiri. Saya meminta para mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Ukraina, tetap waspada dan terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia,” ujarnya.
Dia berharap, perang segera berakhir, sehingga semua cepat pulih kembali. Jadi, nasib para mahasiswa bisa ditentukan. Apakah harus pulang dulu ke Indonesia atau tidak. Dia juga meminta pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dan membangun komunikasi yang intensif dengan semua pihak.
“Hal itu demi keselamatan jiwa para mahasiswa, karena situasinya darurat perang. Jadi tidak bisa memilih ke wilayah mana. Karenanya, koordinasi dengan Kedubes RI tidak boleh lepas,” tandasnya.
Wakil Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor itu menambahkan, langkah dan kebijakan Kedubes RI di Ukraina menjadi rujukan. Karena lembaga itu merupakan kepanjangan tangan pemerintah.
“Sehinggak, mahasiswa yang masih studi di Ukraina, ikuti arahan dan kebijakan dari Kedubes RI. Apalagi, perang sudah berlangsung beberapa hari dan menyebabkan situasi di Ukraina tidak menentu,” tegasnya.
Sehingga, bisa saja mengungsi ke negara tetangga Ukraina yang aman. Namun, hal ini menjadi kewenangan dari Kementerian Luar Negeri. Sebab, pihaknya belum mengetahui secara pasti bagaimana situasi di sana,” tukasnya.