YOGYAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com – Kementerian Perdagangan mendorong terus tumbuhnya perekonomian nasional. Berbagai upaya juga dilakukan guna menjaga momentum pertumbuhan ekspor yang meningkat sangat signifikan.
“Program Good Design Indonesia (GDI) diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk menjaga momentum peningkatan ekspor dan mampu mentransformasi produk ekspor Indonesia,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi.
Hal itu disampaikannya dalam sosialisaai Program GDI ke-6 dengan tema Gateway towards Global Markets. Menurutnya, perhelatan GDI tahun 2022 digelar untuk menjaga momentum peningkatan ekspor Indonesia, yang telah berkinerja memuaskan pada 2021 lalu.
“GDI juga menjadi upaya Kemendag untuk menggerakkan sektor ekonomi dan perdagangan di masa pandemi Covid-19. Banyak tantangan dihadapi, agar sektor ekonomi dan perdagangan terus tumbuh,” ujarnya.
Dia menambahkan, GDI menjadi bentuk apresiasi kepada desainer dan pelaku usaha berpotensi ekspor. Sekaligus inisiatif mengkurasi barang dan jasa bernilai tambah, yang diyakini memiliki nilai komersial di pasar lokal maupun global.
“Sebagai upaya membuka peluang pasar global yang semakin besar bagi pelaku industri manufaktur bernilai tambah, ajang GDI 2022 membuka pendaftaran bagi 17 kategori produk dan jasa. Yakni yang memiliki nilai komersial tinggi di pasar domestik dan internasional,” tandasnya.
Positif
Upaya itu dilakukan melalui pengembangan desain kreatif dan inovatif, serta berdampak positif terhadap lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Diantara kategori tersebut adalah produk elektronik, perlengkapan rumah tangga, serta peralatan berkebun dan kendaraan (mobility).
“Baik kendaraan berpenumpang atau pun kendaraan yang berfungsi sebagai alat kerja. Hal ini sejalan dengan permintaan pasar dunia, yang mayoritas berupa produk-produk manufaktur berteknologi tinggi,” tegasnya.
Termasuk produk elektronik (HS 85) dengan pangsa pasar sebesar 16,7 persen. Sementara itu, produk mesin/peralatan (HS 84) dan otomotif (HS 87) masing-masing memperoleh pangsa 12,2 dan 7,3 persen.
“Ajang GDI diharapkan memotivasi desainer dan pelaku usaha untuk terus berinovasi menciptakan produk dan jasa kreatif dan solutif. Khususnya bagi masyarakat urban. Struktur pasar ekspor Indonesia yang selama ini didominasi komoditas primer berupa barang mentah dan setengah jadi, kini telah bertransformas,” jelasnya.
Hal tersebut ditandai oleh meningkatnya pangsa pasar produk manufaktur bernilai tambah sebesar 110,74 miliar dolar AS. Pada 2021, katanya, Indonesia tidak hanya berhasil meraup nilai transaksi ekspor tertinggi sepanjang sejarah ekonomi Indonesia.
“Nilai ekspor nonmigas 2021 sendiri tercatat sebesar 231,54 miliar dolar AS. Struktur pasar ekspor yang semula didominasi komoditas primer, juga bertransformasi dengan bertambahnya pangsa bagi produk-produk olahan bernilai tambah hingga 47,83 persen dari total ekspor,” tukasnya.