Minyak Goreng Masih Langka, Pemerintah Harus Terus Lakukan Operasi Pasar

- Rabu, 9 Maret 2022 | 08:22 WIB
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono, saat melakukan operasi pasar murah minyak goreng di Ngawi, Jawa Timur, kemarin. (Saktia Andri Susilo)
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono, saat melakukan operasi pasar murah minyak goreng di Ngawi, Jawa Timur, kemarin. (Saktia Andri Susilo)

NGAWI, suaramerdeka-jakarta.com - Kenaikan harga sejumlah bahan pokok yang terjadi belakangan ini, jelas menyulitkan masyarakat. Oleh karena itu, pemeritah pusat dan daerah - khususnya Kementerian Perdagangan dan dinas terkait – harus melakukan serangkaian kegiatan operasi pasar.

“Selain itu juga melakukan pendekatan secara langsung ke kepala pasar, pedagang, maupun distributor. Hal itu demi menstabilkan harga bahan pokok, khususnya minyak goreng,” kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono, saat melakukan operasi pasar murah di Ngawi, Jawa Timur, kemarin.

Dia juga berharap, produsen sawit atau minyak goreng terus meningkatkan produksinya. Hal itu agar tercapai kebutuhan dalam negeri, sehingga minyak goreng tidak menjadi langka.

“Saya menyambut baik atas segala aksi nyata para produsen, pemerintah pusat dan daerah dalam menyikapi tantangan ini. Kami sebagai wakil rakyat, akan terus menyampaikan aspirasi ini ke pemerintah untuk dicarikan solusi cepat dan terbaiknya,” ujar pria yang biasa disapa Ibas itu.

Dalam operasi pasar murah di daerah pemilihannya, dia menyalurkan 16.000 liter (16 ton) minyak goreng. Menurutnya, kelangkaan adalah realitas kejadian yang ditemui di Kabupaten Ngawi dirinya melakukan reses DPR.

“Kita serap aspirasi masyarakat, tidak hanya dari pemberitaan tapi melihat langsung di lapangan. Bahwa benar mereka merasa kesulitan dan mengeluhkan mahalnya harga kebutuhan pokok, seperti kedelai, lombok (cabai), daging dan yang paling gaduh adalah minyak goreng,” tandasnya.

Dia menambahkan, harga minyak goreng belakangan ini memang berubah-ubah dan terjadi kelangkaan. Di Ngawi, dirinya sempat bertanya pada kepala pasar dan para pembeli.

“Untuk harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 14 ribu hingga Rp 17 ribu. Akan tetapi, realitanya masyarakat masih harus membeli minyak goreng dengan harga yang lebih dari itu. Bisa sampai Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu, bahkan ada yang sampai Rp 90 ribu per liter,” ungkapnya.

Aksi Nyata
Ibas yang saat itu juga ikut menuangkan minyak goreng murah kepada para pembeli yang tengah mengantri mengatakan, yang dilakukannya merupakan aksi nyata. Khususnya ketika mendengar kabar mahalnya harga minyak goreng.

“Biar saya yang menuangkan langsung minyak gorengnya ya. Sabar ya bu, ikut antri,” ucapnya. “Waduh langsung mas tho? Matur nuwun Mas Ibas,” jawab sejumlah pembeli. Dalam dialog dengan pembeli, Ibas juga bertanya kepada pembeli mengenai kebutuhan akan minyak goreng per minggunya. Hal itu dijawab oleh salah seorang pembeli, yang membutuhkan dua liter dalam seminggu.

“Jadi kalau langka dan mahal, kita sulit mas,” tutur seorang pembeli yang juga pedagang pasar. Ibas juga sempat menanyakan harga jual minyak goreng. “Mahal pak. Kalau kemarin seliter harganya Rp 20 ribu dan bisa lebih,” jelas seorang pengantri.

Menanggapi hal itu, Ibas mengatakan pihaknya berusaha memberikan atensi dan kepeduliannya dengan operasi pasar. Namun dia mengingatkan agar para pembeli tidak memborong minyak goreng.

“Jangan banyak-banyak ya. Kita harus berbagi dengan yang lainnya agar kebagian. Satu orang cukup dua liter,” tandas Ibas. Sementara salah seorang pedagang bernama Supriyanto, mengaku bersyukur dengan adanya kawalan bantuan minyak goreng dari Ibas.

“Terima kasih, Mas Ibas, sudah diberi bantuan minyak goreng murah. Ini sangat lumayan bisa untuk modal saya jualan makanan di warung, sehingga saya bisa tetap untung,” tukasnya.

Halaman:

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

Jamaah Haji Indonesia Mulai Membanjiri Makkah.

Kamis, 8 Juni 2023 | 13:35 WIB

Boyolali Remen Maos

Kamis, 8 Juni 2023 | 12:40 WIB
X