JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com, – Seluruh harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi wajar dinaikkan seiring perkembangan harga minyak global. Apalagi pengguna BBM nonsubsidi, mulai dari Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamina Dex, adalah kelompok menengah atas yang mengonsumsi BBM berkualitas dan ramah lingkungan.
Piter Abdullah, Research Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, mengatakan kenaikan harga BBM nonsubsidi juga tidak mengganggu daya beli masyarakat. Penyesuaian harga BBM berkualitas yang ramah terhadap lingkungan itu juga tidak banyak berdampak pada indikator ekonomi makro. “Harga Pertamax idealnya naik sesuai harga keekonomiannya,” kata Pieter, Selasa (15/3/2022).
Tahun ini, Pertamina diketahui telah dua kali menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo, Pertamax Dex, dan Dexlite, untuk menyesuaikan kenaikan harga minyak dunia yang mencapai lebih dari US$100 per barel. Namun, Pertamina belum menaikkan harga Pertamax. Bahkan sejak lebih dari tiga tahun terakhir harga Pertamax tidak naik.
Baca Juga: Perang dan Damai
Menurut Piter, harga BBM jenis Pertamax—sama seperti Pertamax Turbo dan Pertamina Dex tidak disubsidi pemerintah-- sangat wajar harganya disesuaikan. Apalagi harga Pertamax yang saat ini dijual Rp9.000 per liter, jauh lebih murah dibandingkan produk RON 92 lainnya dari pesaing yang dijual dikisaran Rp12 ribuan per liter.
Piter menjelaskan, harga BBM nonsubsidi wajar saja naik mengikuti harga pasar. Namun Pertamina adalah BUMN yang tidak semata berorientasi bisnis sehingga juga harus mempertimbangkan kepentingan nasional dan kepentingan masyarakat.
Baca Juga: Novel Mari Menari Karya Benny Benke Diterbitkan Relasi Inti Media
Pertamina membuktikan itu dengan memastikan harga Pertalite (RON 90) tidak naik meski harga minyak mentah dunia terus melonjak akibat konflik geopolitik antara Rusia dengan Ukraina.
Keputusan tidak menaikkan harga Pertalite itu diambil demi menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli karena masyarakat banyak menggunakan Pertalite.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pada 2021 realisasi konsumsi Pertalite sebesar 23 juta kiloliter dan merupakan BBM jenis Bensin yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Konsumsi Pertalite mencapai 78%, di antara BBM jenis Bensin lainnya, seperti Pertamax, Pertamax Turbo, dan Premium.
Artikel Terkait
Tim Pertamina Mandalika SAG Siapkan Pembalap Terbaik di Ajang Moto2 Mandalika
Harga Pertalite Tak Naik, Pertamina Minta Tambahan Dana Kompensasi
Pertamina Berhak Naikkan Harga Pertamax?