Hadapi Platfom Digital, Media Perlu Bangun Kemandirian

- Rabu, 6 April 2022 | 11:05 WIB
Diskusi virtual bertajuk Frenemy Media Massa Konvensional dan Digital yang digelar FMB9, Selasa 5 April 2022 (FMB9)
Diskusi virtual bertajuk Frenemy Media Massa Konvensional dan Digital yang digelar FMB9, Selasa 5 April 2022 (FMB9)

JAKARTA- Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo menawarkan cara bagaimana media nasional mampu membangun kemandirian relatif terhadap platform digital.

Tawaran itu dituangkan dalam buku yang ditulisnya berjudul "Dialektika Digital".

“Buku ini menawarkan bukan sikap anti platfom, bukan menolak transformasi digital karena transformasi digital itu suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, namun bagaimana media nasional mampu membangun kemandirian relatif terhadap platfom digital, kemandirian secara teknologi, secara bisnis dan secara jurnalistik," ungkap penulis buku "Dialektika Digital: Kolaborasi dan Kompetisi Media Massa Vs Digital Platform", Anggota Dewan Pers, Agus Sudibyo dalam acara bedah buku yang digelar FMB9, Selasa (5/4/22).

Kemandirian relatif ini, jelas Agus, artinya tidak putus secara total dalam menjalin kerja sama dengan platfom digital ini, namun sebuah sikap untuk tidak terlalu tergantung pada paltfom dalam mendistribusikan konten, memproduksi jurnalisme dan juga dalam berbisnis.

Namun kemandirian relatif ini, lanjut Agus menerangkan, juga harus didukung dengan kebijakan yang memadai dari pemerintah.

Sehingga, lanjutnya, publisher right, serta undang-undang perlindungan data pribadi, sosial media dan lain-lain yang dibuat oleh pemerintah adalah unsur- unsur regulasi dimana negara hadir untuk menyehatkan ekosistem media dan menjaga ruang publik yang beradab.

Karena model periklanan yang didorong oleh platform ini menunjukan bukanlah model periklanan yang bagus untuk ruang publik media, karena yang menonjol adalah iklan-iklan yang jelek," tutupnya.

Di era digital ini, media massa dituntut untuk menghadirkan informasi yang lebih cepat, variatif, personal dan interaktif.

Ketidakmampuan media konvensional dalam memenuhi hal tersebut membuat masyarakat meninggalkannya dan beralih ke platform digital.

Kehadiran platform digital global seperti google, facebook dan lain sebagainya merupakan teman sekaligus lawan atau friend sekaligus enenemy bagi masyarakat, utamanya mereka yang bergerak di media konvensional. Hal inilah yang menyulitkan dalam menghadapi kehadiran platfom digital.

"Menghadapi platfom digital ini juga tidak gampang. Mereka adalah teman sekaligus musuh (frenemy). Publisher dengan mereka hubungannya bukan hanya kompetisi tapi juga coopertaion," kata Agus di sela-sela pemaparannya.

Menurut Agus, kita tidak bisa mengelak bahwa jurnalis selaku publisher banyak terbantu oleh platfrom-platform seperti Google, Facebook dan lainnya dalam memproduksi konten dan mendistribusikan.

“Jadi ini yang susah, kalo mereka lawan seratus persen, itu mereka mudah menghadapinya. Tetapi yang mereka lawan adalah musuh sekaligus teman. Ini sulit dihadapi," beber Agus.

Namun, Agus menjelaskan, dalam banyak data yang diperoleh, menunjukan bahwa keberadaan serta kehadiran platform digital ini bersifat disruptif terhadap daya hidup industri media massa konvensional.

Halaman:

Editor: Fauzan Jazadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Prakiraan Cuaca Besok Senin, 27 Maret 2023

Minggu, 26 Maret 2023 | 13:50 WIB

Kesusilaan dalam Media Sosial adalah Kunci

Minggu, 26 Maret 2023 | 12:51 WIB
X