JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com – Sebanyak 1,7 juta kendaraan tercatat keluar Jabodetabek sampai H-1 Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah/2022 Masehi. Angka yang dicatat oleh pengelola jalan tol Jasa Marga tersebut lebih tinggi 9.5 persen dari tahun 2019.
“Dan memecahkan rekor lalu lintas tertinggi sepanjang sejarah mudik. Mayoritas pemudik menggunakan moda transportasi darat dan melalui jalan tol,” kata Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno, Senin (9/5).
Sejumlah skema juga diberlakukan dan hasilnya musim mudik 2022 jadi lebih terkendali. Upaya manajemen prioritas dengan rekayasa lalu lintas yang dilakukan di jalan Tol Trans Jawa berupa ganjil genap, arus searah (one way) dan arus berlawanan arah (contra flow) sudah maksimal.
“Badan Litbang Perhubungan pada Maret 2022 merilis pilihan jalur yang dilalui pemudik adalah Tol Trans Jawa 24,1 persen. Sementara memilih jalur lintas Tengah Jawa 9,7 persen dan Tol Cipularang 9,2 persen,” ujarnya.
Sementara, jalur lintas pantai utara (pantura) Jawa 8,2 persen dan Trans Sumatera (non tol) 4,7 persen. Meski lalu lintas padat, namun angka kecelakaan tahun ini justru turun.
“Dimana berdasar data PT Jasa Raharja, jumlah kecelakaan lalu lintas tahun 2022 menurun dibandingkan tahun 2019. Pada periode 25 April sampai 5 Mei, tercatat ada 4.107 kecelakaan lalu lintas dan 568 korban di antaranya wafat,” tandasnya.
Periode yang sama di tahun 2019, terdata 4.083 kecelakaan lalu lintas dan 824 orang wafat. Dengan kata lain, jumlah kasus kecelakaan lalu lintas menurun 28 persen. Dimana kasus warga yang wafat turun 49 persen.
“Saya mengapresiasi pengaturan waktu mobilisasi mudik dan balik, yang sudah dimulai tahun ini. Untuk mengurai kepadatan saat puncak arus mudik dan balik, dapat dilakukan dengan memperpanjang masa libur sekolah dan kuliah, menerapkan sistem bekerja dari rumah (work from home),” tegasnya.
Lebih Lama
Dosen Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu menambahkan, saat ini arus balik masih terus berlangsung. Meski volume kendaraan arus mudik dan balik tidak jauh berbeda, namun durasi arus balik lebih lama ketimbang arus mudik.
“Arus mudik lebih melandai. Ditambah lagi ada tradisi lebaran ketupat di pantai Utara Jawa dan peregangan masuk kerja dan sekolah. Dengan durasi yang lebih panjang ini, pemerintah dan pihak terkait bisa mengevaluasi layanan mereka sejauh ini,” imbuhnya.
Dimana menurutnya ada beberapa catatan untuk pemerintah pada musim mudik mendatang. Yakni pemerintah perlu memperbaiki akses penyeberangan ke Sumatera dan membuat program mudik gratis ke luar Jawa.
“Selain itu, mempunyai Dana Alokasi Khusus untuk transportasi umum di pedesaan. Karena angkutan pedesaan sudah pada mati, sehingga harus dihidupkan kembali,” tuturnya.
Hal itu agar mereka yang di desa, bisa ke kota untuk Lebaran dan sebaliknya. Terpisah, Ketua DPR RI Puan Maharani meminta layanan arus balik harus tetap optimal.
“Apalagi, di berbagai daerah - baik di pelabuhan, bandara dan stasiun - masih tergolong cukup ramai. Karenanya, pemudik yang kembali setelah masa libur lebaran selesai, harus tetap mendapatkan pelayanan yang optimal,” terangnya.