SOLO, jakarta.suaramerdeka.com - Reuni alumni marak pasca Lebaran. Setidaknya di Solo dalam beberapa hari ini ada banyak pertemuan, keluarga, komunitas, alumni, yang dibungkus bersamaan Halal Bi Halal. Sejumlah hotel dipenuhi kegiatan alumnus dari beberapa perguruan tinggi dan sekolah yang ada.
"Halal bi Halal masih berlangsung beberapa hari ini. Kemarin saja setidaknya ada angkatan 1980 dan 1981 di hotel berbeda jam yang sama melakukan reuni. Angkatan lain saya dengar juga seperti itu," kata Gusdjar H. Wardanu, alumnus Fisipol 1981 dalam keterangannya, Rabu (18/5/2022).
Sementara alumni Fisipol 1980 yang menggelar Halal Bi Halal di Hotel Megaland bukan sekedar reuni biasa. Alumnus yang kebanyakan sudah memasuki pensiun itu bahkan menyumbang Fisip UNS, kampusnya, sebesar Rp100 juta.
Sumbangan itu diinisiasi oleh Sri Wening yang sehari-hari Dosen Universitas Terbuka. Ia tergerak setelah mendengar Dekan Fisip UNS, Prof Dr Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si tengah membutuhkan dana untuk membeli perlengkapan kantor dan pembenahan kantin kampus.
"Ini bantuan alumnus yang tidak kecil. Saya percaya jika setiap angkatan menyumbang bisa menutup kebutuhan kampus yang yang tak dibiayai negara. Apalagi Fisipol UNS semakin melesat pasti memerlukan biaya tidak kecil," komentar Ketua Ikatan Alumni Fisipol UNS, Drs W. Pandapotan Rambe M.Si.
Wakil Dekan Fisip UNS, Dra. Prahastiwi Utari M.Si, Ph.D, mengapresiasi bantuan itu. Betapapun fakultas sudah dibiayai negara tetapi selalu saja ada yang belum tersentuh. Saat ini Fisip ada tambahan jurusan, serta program S2 dan S3. S1 jurusan Administrasi Negara bahkan sudah terakreditasi internsional.
"Ikatan alumni harus kuat. Bisa berkontribusi apa saja untuk membesarkan kampus. Bahkan saya kira layak alumnus yang sukses di dunia kerja dimintai masukan untuk memperpendek kesenjangan antara kebutuhan pekerja dan kesiapan lulusan perguruan tinggi," ucap Ani Dyah Hertin, Alumnus Fisipol UNS yang kini direktur perusahaan pengembang.
Ia merasakan lulusan perguruan tinggi banyak yang tidak siap bekerja dalam tim. Dalam beberapa kasus malah lebih luwes yang lulusan diploma. Pernah terjadi kami butuh 10 lulusan S1. Yang mendaftar 200 pelamar. Yang diterima cuma lima. "Karena sisanya bukan yang seperti kami cari."
Kandyawan, kolumnis dan budayawan Solo, melihat saat ini banyak orang lebih suka menarik diri jika disinggung soal bantuan materi. Penampilan keseharian sudah menunjukkan mereka kaya makmur. Tetapi belum tentu tergerak membantu lingkungan yang membutuhkan.
Jika ada pribadi yang tanpa pamirih tanpa diminta, diam-diam memberikan bantuan, itu sesungguhnya bisa menjadi cubitan kepada mereka yang mampu tapi menutup diri. Bantuan bisa apa kepada siapa saja. "Terlalu banyak yang layak dibantu di sekitar kita," ujar Kandy yang pensiunan dosen Komunikassi Fisip UNS.
Artikel Terkait
BSI Gandeng UNS Perluas Ekosistem Halal
UNS Tempati Posisi Tertinggi IKU PTN
Rektor : Mewakili UNS, Saya Meminta Maaf atas Kejadian yang Menimpa Alm. Gilang
Genap Usia 60 Tahun, Rektor UNS Wujudkan Mimpi dengan Luncurkan 4 Buku
Tahun 2022, Tahun ke-2 Awal Perjalanan UNS Berstatus PTNBH
KKN Tematik Membangun Desa UNS, Implementasi dari Program MBKM
Penambahan Guru Besar Buktikan Keseriusan UNS Wujudkan Target Kinerjanya
Rektor UNS Adakan Syawalan dengan Lima Klub Tenis