BANDUNG, jakarta.suaramerdeka.com - Pengusaha muda diharapkan makin melek akan keberadaan pasar modal. Pasalnya, langkah itu bisa memperluas perspektif dalam pengembangan usahanya.
"Di antaranya bisa memperoleh pendanaan dari pasar modal," tandas Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI), Reza Sadat Sahmeini di sela-sela Sekolah Pasar Modal & Workshop Go Public kerjasama dengan HIPMI Jabar di Mirae Asset Sekuritas Bandung, Kamis (16/6/2022).
Menurut dia, untuk mendapatkan peluang tersebut, mereka tentu perlu gambaran yang detail atas aktivitas bursa termasuk ujung-ujungnya bisa go public.
Pihaknya sendiri menilai antusias peserta yang hadir baik secara luring maupun daring cukup menunjukan adanya antusiasme yang tinggi. Diharapkan, hal itu bisa menjadi pijakan di tengah gairah investasi yang menanjak di saat pandemi.
Baca Juga: Wuih! Investasi Pasar Modal Makin Dilirik Milenial
Sadat Shahmeini menjelaskan bahwa tren tersebut memang berkembang cukup signifikan. Untuk investor saham misalnya, tumbuh hingga 153 persen pada tahun lalu dari 267 ribu melonjak ke angka 765 ribu investor saham.
Angka tersebut, katanya, bisa tembus hingga 800 ribu investor pada tahun ini. Dari dinamika itu, kebanyakan investor didominasi generasi milenial alias kaum muda.
"Bukan hanya senior tapi ternyata generasi milenial lebih dominan, karena pada 2020 itu kebanyakan di atas 40 tahun, sekarang kebanyakan usia 18-25 tahun, jelas menggembirakan," katanya.
Baca Juga: OJK Nilai Pergerakan Pasar Modal Kian Optimis
Di tempat yang sama, Ketua Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Perbankan HIPMI Jabar, Fardi N Annafi menjelaskan bahwa sekolah pasar modal bagi anggotanya diharapkan bisa makin membuat mereka mempunyai pilihan dalam pengembangan usahanya.
Syukur-syukur, mereka bisa segera IPO. Pasalnya, ada 30-50 perusahaan anggotanya yang berpotensi melakukannya. Sejauh ini, katanya, pihaknya baru mencatat ada tiga perusahaan yang bersiap.
"Belakangan lumayan banyak yang antusias untuk IPO. Jadi melek finansial, di antaranya guna mencari alternatif pembiayaan, yang tak hanya perbankan," katanya.
Baca Juga: Uni Eropa Bahas Peluang Investasi Infrastruktur Digital di Indonesia
Menurut dia, langkah melakukan IPO memang tak mudah. Di antaranya menyangkut "size," sisi administrasi, hingga persoalan yang tak mudah diselesaikan di antaranya menyangkut status perusahaan keluarga.
Artikel Terkait
DAMRI Layani Jamaah Haji Dengan Mengoperasikan 145 Armada Bus
Makki Ungu dan Iwan Hasan Datang, Single Fresh Menjelang
Meski Digugat Kalah Dalam Persidangan, Amber Heard Masih Cinta 'Sepenuh Hati' Johnny Depp
Universitas Mercu Buana dan PWI Jaya Gelar Kuliah Tamu bertajuk "Robot Journalist "
Indonesia Kembali Terancam Gelombang Covid-19, Nose Sanitizer Menjadi Pilihan untuk Membendungnya
Dahsyat, Konten Tiktok Pemain Film My Sassy Girl Ditonton Hampir 100 Juta Penonton
Penunjukkan Zulhas Pertaruhan Terbesar Jokowi
Pemulung, Mata Rantai Kerja Besar Merawat Lingkungan
Lanjutkan Tradisi Soekarno dan Mega, Puan Maharani Silaturahmi dengan Kiai Muda NU
Dari Kementerian hingga Para Dokter Gigi Bergilir Jajaki Sinergi dengan PPLI