Coach Rheo; “Pesona Seks Mengalahkan Akal Sehat”.

- Kamis, 14 Juli 2022 | 16:13 WIB
Coach Rheo (Istimewa )
Coach Rheo (Istimewa )

Jumlah pemerkosaan di negeri ini juga tinggi. Hasil survei Komnas Perempuan secara daring dari 25.213 responden, sekitar 6,5% atau 1.636 orang, mengatakan mereka pernah diperkosa. Ironisnya dari jumlah tersebut, 93% mereka tidak melaporkan kejahatan tersebut, karena takut akibatnya.

Baca Juga: Yenny Wahid vs Muhaimin Iskandar; Terlukalah Sampai Kau Mampus!

“Padahal para korban setidaknya mengalami dampak psikologis. Mengalami trauma mendalam, menahun. Selain itu stres yang dialami dapat menganggu fungsi dan perkembangan otak dan kejiwaan si korban,” ujar salah satu Pendiri Gadingkonseling @gadingkonseling Jakarta ini.

Kasus kekerasan seksual di Indonesia, ujar Coach Rheo, ibarat fenomena gunung es yang kini makin mengkhawatirkan.

“Pengalaman saya di ruang sesi terapi selama 10 tahun lebih membantu mereka yang memiliki fenomena ‘emotional hijack’ adalah karena trauma mendalam yang pernah mereka alami,” ujarnya.

Salah satu klien Coach Rheo, mengaku saat remaja pernah diremas dadanya di toko buku, pusat perbelanjaan di Jakarta.

Baca Juga: Che dan Borobudur

“Waktu kejadian itu dia terdiam. Tidak berani teriak. Takut, malu. Ia membawa semua trauma itu seumur hidupnya,” urai profesional muda yang kerap dijuluki seorang Mind Technology Expert ini.

Klien lainnya, cerita Coach Rheo, mengaku pernah diberi minuman alkohol sampai mabuk kemudian disetubuhi. Perbuatan asusila itu direkam oleh pelaku dan mengancam akan disebarkan jika korban melapor.

“Mungkin ini seperti kisah di film-film. Tapi mereka yang datang adalah memang orang-orang yang mengalami trauma mendalam atas kejadian yang dialami. Tidak berani melapor. Sebab pelakunya punya kuasa. Korban sangat takut,” papar Coach Rheo.

Sebaliknya, papar Coach Rheo, para predator pelaku pelecehan seksual senang dan bangga merasa ‘powerful’ merasa ‘berdaya’ dan mampu ketika berhasil melakukan aksinya. Seringkali juga pelecehan seksual ini muncul karena trauma masa lalu pelaku.

Baca Juga: Penerimaan; Kepada Ridwan Kamil dan Atalia Praratya

Banyak kasus pelaku yang memiliki hasrat seksual berlebih pada wanita, muncul karena mereka (para predator) pernah mengalami bully di masa kecil. Mereka selalu bergerak dari keharusan otomatis bawah-sadar untuk melakukan pembuktian.

“Mewujudkan hasrat untuk merasa mampu menjajah tubuh, pikiran dan jiwa korban, membuatnya tunduk atas perintah dan prilakunya. Ini yang membuat mereka mengalami "orgasme" mental yang mengisi relung-relung luka masa lalu mereka,” paparnya.

Hal ini antara lain, kata Coach Rheo, kenapa pelaku pelecehan seksual tidak pandang bulu, dan kejadiannya tidak hanya di institusi sosial dan pendidikan saja.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Korban Trading Forex Laporkan Dirut PT TPFX ke PMJ

Selasa, 28 Maret 2023 | 05:05 WIB

Belajar dari Bone Bolango Mengatasi Kemiskinan.

Selasa, 28 Maret 2023 | 04:03 WIB

Kreatifitas di Dunia Digital adalah Kunci.

Senin, 27 Maret 2023 | 20:51 WIB

Begini Kiat Aman Berdonasi di Platform Digital

Senin, 27 Maret 2023 | 17:02 WIB
X