Airlangga Jangan Salah Langkah Sikapi Dinamika di KIB dan Golkar

- Rabu, 3 Agustus 2022 | 19:03 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (Dok)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (Dok)

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Dinamika internal Partai Golkar dinilai masih sangat kuat. Sehingga berpotensi mengancam masa depan kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto.

"Hal itu ditambah dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih belum sepenuhnya solid," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat, Rabu (3/8).

Menurutnya, belum solidnya KIB karena cenderung masih menunggu. Selain itu juga melihat perkembangan kondisi politik ke depan.

"KIB sendiri masih belum solid saya kira. Dia masih wait and see kecenderungan-kecenderungan politik yang terjadi ke depan," ujarnya.

Seperti diketahui, Golkar saat ini mengajukan nama Airlangga sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Meski demikian, Cecep menduga Golkar bisa saja berubah jelang pendaftaran capres-cawapres pada Pilpres 2024.

"Di sisi lain, PAN menyebut semua ketum parpol di KIB memiliki peluang yang sama sebagai capres. Namun wajar jika Golkar akan mengambil banyak porsi dalam penentuan calon yang akan diusung KIB dalam Pilpres 2024," tandasnya.

Tertinggi
Hal itu tak lepas dari posisi Golkar sebagai partai anggota koalisi dengan suara tertinggi pada Pileg 2019. Mau tak mau, biasanya partai yang lebih banyak suaranya yang mengajukan capres.

Terpisah, pengamat Politik Ahmad Khoirul Umam mengatakan, dinamika di internal Golkar masih sangat kuat. Sehingga berpotensi mengancam masa depan kepemimpinan Airlangga.

"Termasuk juga konstelasi politik di KIB. Golkar merupakan parpol yang dihuni oleh berbagai macam gerbong kekuatan politik yang tidak tunggal. Akibatnya, masing-masing kekuatan akan saling mengintai dan saling serang," tegasnya.

Ia mencontohkan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo, yang menegaskan bahwa Airlangga adalah capres pilihan dari Golkar. Namun, ucapannya itu bisa mengunci Airlangga.

"Dalam konteks ini, statemen Bamsoet tentang pencapresan Airlangga ini merupakan strategi untuk mengunci langkah Airlangga. Dimana sebenarnya sedang menjalankan time buying strategy," ungkapnya.

Yakni untuk menantikan dinamika hubungan Istana dengan PDIP. Khususnya dalam mencapreskan Ganjar Pranowo.

Dipaksakan
Umam menambahkan bahwa Bamsoet melihat kubu Airlangga dan KIB yang mulai menarasikan pencapresan dan pencawapresan dari internal partai. Jika pencapresan Airlangga dipaksakan, hal itu akan berdampak pada soliditas KIB sendiri.

"Sebab, partai papan tengah seperti PAN dan PPP cenderung tidak berani memainkan strategi politik yang spekulatif. Mereka cenderung akan berpihak pada koalisi yang memiliki kemungkinan menang lebih besar," imbuhnya.

Halaman:

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

Jamaah Haji Indonesia Mulai Membanjiri Makkah.

Kamis, 8 Juni 2023 | 13:35 WIB

Boyolali Remen Maos

Kamis, 8 Juni 2023 | 12:40 WIB

Jumat Lusa Satu lagi Parpol Dukung Ganjar

Rabu, 7 Juni 2023 | 19:35 WIB
X