BANDUNG, jakarta.suaramerdeka.com - Kontra narasi yang disiapkan dalam menanggapi kabar hoaks yang berseliweran di era digital tak bisa disiapkan asal-asalan.
Ada syarat yang mesti dipenuhi sehingga hasilnya efektif termasuk oleh lembaga pemerintah yang kehadirannya tak jarang sudah kadung duluan dianggap sebelah mata.
"Salah satunya kontennya bikin safety bagi yang meresponnya, ditunjang kualifikasi narasumber yang kredibel, dan dinamis, mengikuti perkembangan kejadiannya," kata Ketua Tim Riset, Dr Septiawan Santana di sela-sela pemaparan Hasil Riset Counter Narrative Melawan Hoaks di Bandung, Rabu (24/8/2022).
Menurut dia, ketiga komponen tersebut perlu ditunjang pula dengan kemasan yang menarik terlebih di era daring seperti penggunaan digital story telling, foto, film, literarasi, dan data pendukung lainnya.
Baca Juga: Indonesia Darurat Hoaks
"Jadi ini ada mekanisme tertentunya dalam pemanfaatan teks, audio-visual. Belum lagi kecenderungan ada nilai pendidikan atau wawasan alaternatif yang disemaika dengan fakta dan logika," katanya.
Dalam riset tersebut, Tim Unisba memfokuskan kegiatan pada aktivitas Jawa Barat Sapu Bersih Hoaks (Jabar Saber Hoaks). Satuan unit kerja di bawah Pemprov ini dinilai aktif dalam menanggapi isu-isu tak bertanggungjawab di lini massa.
Septiawan tak menampik adanya keraguan atas kinerja JS dalam menjalankan tugasnya karena merupakan lembaga plat merah.
Baca Juga: Pengguna Internet Perlu Mewaspadai Informasi Hoaks.

Hanya saja, merujuk hasil penelitian selama 2,5 bulan yang melibatkan 264 responden, hasilnya bertolak belakang. Penelitian dilakukan pada saat masih pandemi Covid-19 sehingga isu kesehatan mendominasi.
"Safety-nya cukup tinggi hingga 80 persen. Karena, yang menjadi penilaian adalah respon emosional apakah bergairah, tambah cemas atau takut, atau malah ketertarikannya tinggi. Tapi ini timbulkan hal positif, JSH cukup krebibel dalam menangani hoaks, angkanya di luar dugaan," katanya.
Meski demikian, pengamat komunikasi politik, Karim Suryadi mengingatkan perlu penelitian lebih lanjut. Pasalnya, selama pandemi, ada kecenderungan tingkat kepercayaan kepada masyarakat kepada pemerintah dalam penanganannya memang cenderung meningkat.
Baca Juga: Ciptakan Komunikasi Publik Efektif, Kominfo Ajak Masyarakat Tangkis Hoaks Bersama
Artikel Terkait
Gelar FGD, UMB Serap Persepsi Masyarakat
Ketum PWI Pusat dan Ketua Dewan Kehormatan Hadiri Anugerah Jurnalistik Mohammad Hoesni Thamrin 2022
Foto Brigadir J Setrika baju Anak-anak Ferdy Sambo di Magelang Viral di Media Sosial
Hary Tanoesoedibjo: Bertemu Presiden PKS Jadi Starting Point Bangun Kolaborasi Partai Politik
Sukses Terapkan Praktik ESG, BRI Raih 3 Penghargaan dalam IDEAS 2022
BRI Borong 8 Penghargaan di Ajang Human Capital Management Excellence Award
Perusahaan Harus Jaga Keharmonisan dengan Petani Plasma
Jhonlin Group Bantu 1.400 Pekerja Informal Dapatkan Program BPJS Ketenagakerjaan
Anies Ingin Memberikan Waktu Lebih Banyak, Acara Puncak Anugerah Anugerah Jurnalistik Mohammad Hoesni Thamrin
Pertanyaan DPR Mulai Dari Pasokan Data Dari Internal ke Pengacara Brigadir J Hingga Isu Geng Di Tubuh Polri