"Itu tentu akan membangun citra positif di mata publik. Karena rakyat akan menganggap bahwa apa yang dilakukan Airlangga, tidak untuk kepentingan partai dan pribadi, tapi kepentingan rakyat," jelasnya.
Ujang menilai, klaim sepihak boleh-boleh saja. Karena nantinya akan diuji oleh waktu. "Nanti akan diuji apakah seperti itu atau tidak? Semua ini akan diuji oleh waktu," jelasnya.
Pola Kerja
Ujang menjelaskan keuntungan dan kerugian dalam pola kerja Airlangga yang dinilai lebih mencintai kerja Menko Perekonomian daripada kerja sebagai sebagai ketum.
"Kelebihannya, akan dinilai positif oleh publik. Karena mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, membantu presiden untuk menyelesaikan janji-janji kampanye presiden," jelasnya.
Namun kekurangannya tentu partai tidak terurus dan tidak fokus mengurus partai. Artinya, tetap urus partai sambil jalan.
"Akan tetapi di partai ada pimpinan lain yang bisa mengurusi kerja-kerja ketum," imbuhnya. Sebelumnya, anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan Airlangga adalah sosok pekerja keras yang mencintai negara.
"Pak Airlangga adalah sosok yang tak pernah membuat gimmick dan pencitraan. Airlangga merupakan pejabat publik yang lebih cinta pekerjaan, bahkan dibandingkan partainya sendiri," ungkapnya.
Dimana mecintaannya pada pekerjaan untuk untuk negara, jauh lebih besar daripada ke partainya.