Internet of Things Tingkatkan Pengembangan Ekosistem Digital di Perpustakaan

- Kamis, 15 September 2022 | 17:45 WIB
Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional dengan tema Peluang Pemanfaatan Internet of Things untuk Pengembangan Koleksi Perpustakaan yang digelar secara hibrida, Kamis (15/9/2022). (Tangkapan Layar )
Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional dengan tema Peluang Pemanfaatan Internet of Things untuk Pengembangan Koleksi Perpustakaan yang digelar secara hibrida, Kamis (15/9/2022). (Tangkapan Layar )

JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com,—Pemanfaatan teknologi internet of things (IoT) dengan unsur-unsurnya seperti konektivitas, artificial intelligence (AI), perangkat sistem kecil, sensor, dan active engagement akan membuka kesempatan dalam meningkatkan pengembangan ekosistem digital di perpustakaan.

Kepala Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, menyatakan dalam menghadapi era digital, perpustakaan dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan zaman. Transformasi perpustakaan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan hal yang dibutuhkan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Baca Juga: Ferdy Sambo dan Wajah Kepolisian Kita

“Perpustakaan itu tugasnya menghubungkan antara sejarah masa lampau, masa kini, dan yang akan datang,” ucapnya dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional dengan tema Peluang Pemanfaatan Internet of Things untuk Pengembangan Koleksi Perpustakaan yang digelar secara hibrida, Kamis (15/9/2022).

Kepala Perpusnas menyebut sejauh ini, pihaknya telah melakukan sejumlah inovasi melalui penerapan teknologi informasi sebagai sarana pendukung dalam aktivitas untuk mendapatkan, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi dalam kompleksitas layanan perpustakaan.

Baca Juga: Ferdy Sambo dan Kekuasaan.

Senada, Kepala Pusat Data dan Informasi, Perpusnas, Taufiq A. Gani, menjelaskan bahwa Perpusnas telah menginisiasi pengumpulan konten oleh seluruh pustakawan di institusinya agar kelak menjadi pengetahuan bagi bangsa Indonesia. Langkah tersebut diambil dalam upaya menjadikan Perpusnas sebagai pusat repositori pengetahuan bagi bangsa Indonesia.

“Melihat perkembangan terkini, ada perubahan cara baca di masyarakat. Terdapat pula pergeseran dari membaca menjadi menonton visual. Jadi, sekarang masyarakat cenderung lebih dulu mencari referensi cepat, baru setelahnya mencari buku untuk informasi yang lebih detailnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Bohong

Rektor Universitas Pradita, Eko Indrajit, di kesempatan yang sama memaparkan perpustakaan modern berbasis teknologi informasi sebagai pusat ilmu pengetahuan memerlukan empat pilar. Sebagai penopang, perpustakaan harus memiliki koleksi konten berbasis multimedia, rentang jaringan aneka pusat pengetahuan, jenis layanan dan ragam aplikasi, serta sumber daya fasilitas dan sarana prasarana.

“Perpustakaan di masa mendatang bukan lagi sebagai sebuah tempat melainkan sebagai sebuah platform karena layanannya akan menjadi lebih fleksibel dan terbuka,” jelasnya.

Baca Juga: Tumbal

Dalam hal pengembangan koleksi perpustakaan dengan memanfaatkan IoT, Direktur Perpustakaan UBAYA, Amirul Ulum, menerangkan ada enam tanggung jawab yang harus diperhatikan yakni proses seleksi, reviu dan negosiasi, penulisan dan revisi, evaluasi, aksesibilitas dan respon, promosi, pemasaran dan interpretasi, serta persiapan anggaran dan alokasi.

Mengacu kepada International Telecommunication Union (ITU), IoT dijadikan sebagai infrastuktur global untuk masyarakat informasi yang memungkinkan layanan untuk dioperasikan dengan menghubungkan segalanya, baik secara fisik maupun virtual, berdasarkan TIK yang ada dan berkembang.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Sambut Ramadhan, BNI Salurkan 77.000 Paket Sembako

Jumat, 24 Maret 2023 | 15:45 WIB
X