Taufik mengibaratkan, atlet, pelatih dan pengurus adalah peluru dan senjata yang tak bisa dipisahkan. Masing-masing harus berdaya. “Atlet yunior, pelajar dan generasi KJI adalah peluru-peluru tajam yang akan melesat menjangkau masa depan. Sementara Instruktur dan pengurus adalah senapan yang digunakan untuk membidik dan mengarahkan mereka agar mencapai sasaran,” ujarnya.
Baca Juga: Ferdy Sambo dan Kekuasaan.
Tanpa Peluru, kata Taufik, senapan hanya akan menjadi seonggok besi tua tanpa makna, sementara tanpa senapan, peluru hanya akan berserakan dan terbuang tanpa guna.
Sebanyak 300 atlet dari perguruan KJI (Koporyu JuJitsu Indonesia) ikut ambil bagian dari kegiatan yang rencananya akan digulir secara berkala ini. Mereka hadir dari sejumlah daerah di Kabupaten/Kota di Jawa Barat, seperti SMK Yamaba (Purwakarta), RC Academy (Kab. Bogor), Dojo Kabandungan Kab. Sukabumi), Koramil Jatiwangi (Kab. Majalengka), SMA Boarding School Al Aziz (Kab. Bandung Barat).
Baca Juga: Omerta
Selain mempertandingkan atlet-atlet usia dini dan yunior, pada Sirkuit antar Dojo KJI juga dipertontonkan pertandingan para atlet-atlet muda KJI yang akan turun di kelas Fighting System dan Newaza pada kegiatan multievent Porprov Jabar yang akan berlangsung pada November 2022 mendatang di Kab. Bandung Barat.
Artikel Terkait
Haji Eko, Ksatria Sebenarnya.