Gogos di Jeruklegi-Kawunganten: Perka Hancur, Pelayanan Ke Penumpang Babak Belur

- Senin, 10 Oktober 2022 | 00:52 WIB

RINTANG jalan (rinja) di petak jalan rel antara Stasiun Jeruklegi-Kawunganten, Cilacap pada Sabtu (8/10/2022) lalu benar-benar memberi dampak signifikan. Gogosan di tiga titik di lintas utama jalur selatan itu membuat jadwal perjalanan kereta api (KA) berantakan hingga jauh.

Tak hanya itu, kesiapan jajaran PT KAI dalam melakukan penanganan di lapangan juga jauh dari kesan memuaskan. Tak seindah cerita-cerita penuh kesan manis di story akun sosmednya, atau tatanan kata teratur dari adminnya, kalau tak mau disebut babak belur.

Di Stasiun Kiaracondong, jauh dari TKP, di hari yang sama pada petang harinya, di jam favorit, ratusan penumpang KA Lokal Bandung Raya tujuan Cicalengka mesti diturunkan dari rangkaian karena disebut-betul bakal dipakai KA Kahuripan relasi Bandung-Blitar yang rangkaian aslinya ikut tertahan karena gogosan di lintas jalur selatan itu.

Jelas saja, keputusan tersebut membuat penumpang ke arah timur itu mencak-mencak. Selang sejaman, mereka kemudian diangkut dengan keberangkatan berikutnya. Terang saja, untuk naik ke kabin, penumpang mesti uyel-uyelan saking ramainya.

Baca Juga: Jalur Selatan Lumpuh, KA Turangga Sudah Tertahan Lebih 4 Jam di Jeruk Legi

"Jadi double itu massa penumpangnya, jelas saja makin padat yang naik. Ditambah hujan, penumpang saling dorong pas masuk, kisruh jadinya. Penumpang ada yang adu mulut. Pas turun juga saya disuruh loncat, dibentak-bentak penumpang lain, saya tak langsung turun karena biasanya disediain tangga oleh petugas, ini enggak," kata seorang ibu, penumpang KA Lokal Bandung Raya tujuan Rancaekek.

Lain lagi pengalaman dua penumpang di gerbong 8 KA Turangga relasi Surabaya-Bandung. Karena lansia, mereka diprioritaskan naik bus untuk overstappen ke Kawunganten guna dialihkan perjalanannya menggunakan rangkaian KA Mutiara Selatan relasi Bandung-Surabaya yang juga tertahan untuk ditarik balik ke Bandung.

Ndilalah, skenario tersebut tak digunakan. Pasalnya, tak lama kemudian, KA Turangga yang sudah tertahan 11 jam di Stasiun Jeruklegi sudah diperbolehkan melintas. Titik gogosan sudah bisa dilalui dengan pembatasan kecepatan (Taspat) 5 Km perjam. Kedua penumpang itu yang seolah dijemput di Kawunganten kemudian dipersilahkan naik lagi bersama penumpang lainnya.

Baca Juga: Sudah 7 Jam Tertahan di Jeruk Legi, Penumpang KA Turangga Cuma Diberi Air Mineral

Sambil membawa barang bawaan yang tak ringkas, kedua lansia itu masuk lagi ke kabin untuk kembali ke kursi yang sempat ditinggalkannya sambil geleng-geleng kepala. Begitu bertemu, sang bapak tampak menceramahi sang kondektur yang bertugas atas kejadian itu.

Kondisi tersebut sebenarnya bisa dihindari sepanjang pengambilan keputusan yang disertai keyakinan, dipegang teguh petugas. Bukan apa-apa, sekitar Pukul 08.45, petugas di ruang PPKA Jeruklegi sempat menyatakan estimasi penanganan bisa rampung dalam tempo tiga jam. Prakiraan itu ternyata tak meleset. Pada Pukul 12.30 Wib, KA Turangga bisa lanjut jalan.

Hanya saja, mana pertimbangan yang jadi patokan, skenario overstappen ternyata secara paralel tetap dilakukan. Apakah cari aman, entahlah, yang jelas pada saat itu, jalur darat di sekitar Jeruklegi-Kawunganten disebutkan tergenang banjir sehingga sebenarnya menyulitkan manuver angkutan ban karet. Bagi penumpang KA Turangga, tentu saja timbul kesan dipermainkan dengan cara itu.

Baca Juga: Butuh Satu Tahun bagi PT KAI Rilis KA-KA Berikutnya yang Punya Waktu Tempuh Lebih Cepat

Penanganan setengah matang itu pun cenderung merembet ke awak kabin KA tersebut. Dalam pengumumannya via pengeras suara, kondisi rinja tersebut tak dijelaskan secara detail tapi sebagai sebatas gangguan jalan karena trek tak bisa dilewati sejak Turangga berhenti pada Pukul 01.30 Wib.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kajian Islam Columbia Indonesian Society (CIS)

Sabtu, 1 April 2023 | 19:51 WIB

Beretika di Media Sosial

Sabtu, 1 April 2023 | 17:15 WIB
X