Terbuka, Peluang Pasangkan Airlangga dengan Ganjar atau Puan

- Senin, 10 Oktober 2022 | 20:05 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Ist.)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Ist.)

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Fenomena politik makin menarik usai Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres). Dimana sejumlah elit politik mulai rajin menggelar pertemuan.

"Yang menarik posisi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dalam diamnya, justru mendapat dukungan dari banyak komunitas basis pemilih Islam dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)," kata Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo, Senin (10/10).

Dimana sebelumnya, Plt Ketum PPP Mardiono membuka peluang untuk mendukung Ganjar menjadi capres. Termasuk hendak membuka komunikasi dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"Di sisi lain, Ganjar juga masuk pada kantong-kantong basis pemilih Islam di beberapa daerah. Meski posisi Ganjar menguat di kalangan KIB, Ganjar masih tergantung dengan keputusan PDIP," ujarnya.

Makanya, posisi Ganjar yang menguat ke KIB, nanti berpulang ke dirinya. Apakah tetap kader PDIP atau keluar dari PDIP.

"Sejauh ini, saya merasa Ganjar sangat loyal dengan PDIP. Ada peluang pemasangan Ganjar dengan Ketua Umun Partai Golkar Airlangga Hartarto, meski dinamikanya masih terus berjalan," tandasnya.

Terbuka
Dia menambahkan, kemungkinan itu tetap terbuka. Meski Airlangga berpeluang untuk berpasangan dengan Ganjar, tapi dinamikanya masih sangat cair.

"Tergantung bagaimana PAN dan Golkar. Besar kemungkinan PDIP berkerja sama dengan KIB dalam menghadapi Pilpres 2024, dibandingkan dengan poros Partai Gerindra-PKB atau Nasdem," tegasnya.

Hal itu disebabkan Gerindra agak sudah untuk tidak mencalonkan Prabowo Subianto. Sedangkan Nasdem sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres.

Sehingga, kemungkinan besar akan muncul tiga koalisi atau poros dalam Pilpres 2024. Kecenderungannya, PDIP lebih punya chemistry KIB dibanding dengan Gerindra.

"Sementara PDIP juga mau capres bukan cawapres," jelasnya. Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut pertemuan Puan Maharani dan Airlangga kental nuansa koalisi atau penjajakan.

Terlebih keduanya bertemu tanpa didampingi Ketum lain di KIB. Sehingga, pertemuan itu untuk pengusungan, maka potensi bergabung Golkar cukup terbuka.

Sulit
Hal itu karena KIB berada dalam posisi sulit. Mereka tidak ada tokoh yang berpengaruh, sekaligus tidak ada tokoh simbol kebersamaan.

"Meski berada dalam satu koalisi, setiap ketum telah menjalankan aksi mereka sendiri. Misalnya saja, Ketum PAN Zulkifli Hasan bertemu petinggi Partai Demokrat," ucapnya.

Halaman:

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

Pemerintah Apresiasi Gelaran BNI Java Jazz 2023

Senin, 5 Juni 2023 | 16:54 WIB

PMNU Peringatkan Riang Prasetya

Minggu, 4 Juni 2023 | 14:14 WIB
X