Pemerintah Diminta Bantu Petani yang Gagal Panen Akibat Banjir

- Kamis, 13 Oktober 2022 | 21:41 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani menabur bibit padi di Desa Baruara, Kecamatan Balige, Toba, Sumatera Utara. (Biro Pemberitaan DPR RI)
Ketua DPR RI Puan Maharani menabur bibit padi di Desa Baruara, Kecamatan Balige, Toba, Sumatera Utara. (Biro Pemberitaan DPR RI)

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Hujan dan cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu terakhir, menyebabkan banyak petani merugi akibat gagal panen. Karenanya, pemerintah diminta memberikan bantuan kepada para petani yang gagal panen.

"Hal itu menyusul banyaknya area persawahan maupun perkebunan yang terendam banjir," kata Ketua DPR RI Puan Maharani dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/10).

Menurutnya, lemerintah harus bisa mengatasi persoalan gagal panen yang dialami petani di sejumlah daerah. Sebab, mereka bukan hanya mengalami pengurangan keuntungan, tapi bahkan ada juga yang merugi.

"Karena sawah dan kebunnya terendam banjir. Dimana sejumlah sentra pertanian padi, buah dan sayur, mengalami gagal panen karena lahan persawahan dan perkebunannya terendam banjir," ujarnya.

Curah hujan yang tinggi di atas normal juga mengakibatkan terjadinya peningkatan kelembaban. Sehingga menyebabkan makin bertumbuhnya organisme pengganggu tumbuhan (OPT) terutama penyakit.

Tak hanya itu, intensitas penyinaran di lahan pertanian pun turun. Hal itu jelas berdampak terhadap menurunnya kualitas produk pertanian dan perkebunan.

Hancur
Karenanya, harus dipikirkan nasib para petani yang akan kehilangan penghasilan. Karena produksi taninya hancur akibat banjir.

Untuk diketahui, 4 kelompok tani di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tidak jadi panen raya cabai merah. Hal itu karena area perkebunannya tergenang banjir.

Air merendam tanaman cabai yang sedang berbunga dan sudah mulai berbuah. Pada musim ketiga ini, petani menanam palawija dengan tanaman utama cabai merah dan tanaman tumpang sari seperti kubis dan kacang tanah.

Beberapa ada yang menanam bawang merah. Bawang dan kubis berhasil di panen sebelum Oktober.

Sementara, cabai merah rencananya mulai dipetik Oktober-November 2022. Karena terendam air, petani terpaksa memanen cabai yang masih hijau dengan harga jual rendah.

“Keuntungan petani jadi merosot jauh, dan bahkan ada juga yang justru rugi," tandasnya. Hujan dengan intensitas tinggi yang turun di Kabupaten Jombang selama beberapa hari terakhir, juga membuat para petani buah blewah di Desa Rejosopinggir, Kecamatan Tembelang, gagal panen.

Berkoordinasi
Karenanya, DPR mendorong pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Yakni untuk memberikan bantuan kepada para petani dan penggarap kebun.

"Yang mengalami gagal panen, karena faktor cuaca ekstrem,” tegasnya. Curah hujan yang tinggi di atas normal, jelas berdampak pada kesejahteraan petani.

Halaman:

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

Curhat Adalah Kunci!

Sabtu, 3 Juni 2023 | 17:40 WIB

Kata Ganjar Pranowo soal Pertemuan PDIP dan PAN

Jumat, 2 Juni 2023 | 21:38 WIB

Hasto Sebut Keakraban PDIP dan PAN Sudah Lama

Jumat, 2 Juni 2023 | 17:28 WIB

Rumi; Akulah Tiangnya Ka'bah.

Jumat, 2 Juni 2023 | 09:36 WIB
X