Memanfaatkan Teknologi Digital dengan Aman dan Beretika melalui Workshop Literasi Digital di Ende dan Nagekeo

- Sabtu, 15 Oktober 2022 | 16:24 WIB

JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama
Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi berkolaborasi dalam penyelenggaraan
“Workshop Literasi Digital” di Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo. Kegiatan di Ende
dilaksanakan pada hari Rabu, 28 September 2022, di Universitas Flores, Ende, NTT.


Sementara itu, Kegiatan di Nagekeo dilaksanakan pada hari Kamis, 29 September 2022, di
Pondok SVD, Nagekeo, NTT. Workshop ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
mengenai Literasi Digital kepada lebih dari 300 orang peserta perwakilan masyarakat dan
komunitas di Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.


Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh
Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia
masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00.

Baca Juga: Daniel Radcliffe Kenang Robbie Coltrane sebagai 'Aktor Luar Biasa dan Orang yang Menyenangkan’

Dalam merespon hal
tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang
didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital,
budaya digital, dan keamanan digital.


Tema workshop di Kabupaten Ende adalah “Pemahaman Pemakaian Sosial Media Dalam
Melakukan Filter Terhadap Berita Hoax”, dengan narasumber P.D. Indriastuty seorang Key
Opinion Leader (KOL) Ende, Ferdinandus Lidang Witi sebagai tokoh pendidikan Ende, dan
Indriyatno Banyumurti selaku pegiat literasi digital dari ICT Watch.

Baca Juga: Pemulihan Penerbangan di Bandara AP II, Penumpang Tahun Ini Diproyeksikan Capai 60 Juta Penumpang


Kegiatan di Ende dibuka dengan sambutan oleh Kepala Dinas (Kadis) Kominfo Kabupaten
Ende, Supriyanto.

Beliau menyatakan bahwa semakin maraknya kejahatan siber dan hoax
adalah akibat masyarakat hanya mengetahui cara menggunakan Internet tanpa memahami
etika penggunaannya.


“Pemerintah harus berkolaborasi dengan masyarakat dan stakeholder lainnya agar nilai-nilai
kebenaran dan etika dapat dijalankan tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya dalam
menggunakan teknologi digital.” tuturnya.

Baca Juga: Begini Cara Pilih Influencer Marketing saat Berbisnis Secara Digital


Selanjutnya, Indriastuty atau yang akrab disapa Tuteh dalam paparannya menyampaikan
bahwa kebiasaan ingin dianggap paling pertama tahu tentang sesuatu merupakan racun di
dalam masyarakat, hal ini membuat masyarakat cenderung tidak melakukan verifikasi
terhadap suatu informasi agar cepat menyebarkan informasi itu.


Lebih lanjut, Tuteh memaparkan bahwa ada enam cara untuk menangkal hoax di
masyarakat, yaitu :
1. Waspadai judul berita yang provokatif
2. Cermati situs berita yang dibaca
3. Cek keaslian foto/video yang tersebar
4. Saring sebelum sharing
5. Ikuti situs anti hoax (https://turnbackhoax.id/ atau https://aduankonten.kominfo.go.id )
6. Jangan berhenti menyebarkan

Sejalan dengan materi yang disampaikan oleh Tuteh, Ferdinandus Lidang mengingatkan
peserta untuk selalu menjaga keamanan akun media sosial saat beraktivitas secara digital.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Digitalpreneur adalah Kunci

Minggu, 28 Mei 2023 | 09:27 WIB

Pemanfaatan Digital Bagi Pertanian

Minggu, 28 Mei 2023 | 08:37 WIB

Kreatif Dan Produktif Di Dunia Digital.

Sabtu, 27 Mei 2023 | 20:38 WIB

Perkembangan Teknologi di Era Digital.

Sabtu, 27 Mei 2023 | 19:11 WIB

Membaca Adalah Kunci Dunia.

Sabtu, 27 Mei 2023 | 18:22 WIB
X