JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com - Perwakilan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta ( TGIPF) memastikan tidak ada intimidasi dari pihak Kepolisian terhadap keluarga korban meninggal tragedi Kanjuruhan terkait batalnya autopsi.
Perwakilan TGIPF menemui Devi Athok ayah kandung dari dua korban Tragedi Kanjuruhan Natasya (18) dan Nayla (13) di Desa Krebet Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang, Rabu (19/10/22).
Selain dua putrinya meninggal dunia, mantan istri Devi Athok bernama Gebi (43) yang juga ibu kandung Natasha dan Nayla juga turut meninggal saat tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu malam (1/10/22).
Baca Juga: Majelis Hakim Memutuskan Sidang Sela Kasus Ferdy Sambo Digelar 26 Oktober
Kedatangan TGIPF ke rumah Devi Athok yang difasilitasi langsung Kuasa Hukum Devi Athok, Imam Hidayat SH, untuk menanyakan apa sebab jadwal autopsi yang sudah direncanakan, mendadak dibatalkan.
Menurut Imam, pembatalan otopsi bukan karena keinginan kliennya. Sementara itu, Anggota TGIPF Armed Wijaya menjelaskan, pihaknya mendatangi rumah Devi Athok terkait kabar intimidasi jelang autopsi.
"Kami tanyakan langsung pada keluarga korban terkait rencana otopsi. Karena keluarga korban sebelumnya sudah berjalan lancar, tahu-tahu ada pembatalan oleh keluarga.
Isunya bahwa pembatalan ada intervensi oleh anggota Kepolisian. Kedatangan kami untuk klarifikasi apakah betul ada intervensi. Kita gali info, ternyata info intervensi anggota itu tidak benar," terang Armed Wijaya
Baca Juga: Kejurnas Tenis Meja 2022: Jatim dan Jabar Berbagi Emas di Hari Pertama
Armed menuturkan, pembatalan datang dari pihak keluarga korban. Terutama ibu yang bersangkutan, tidak tega bila di autopsi dilakukan.
"Bukan intervensi, mungkin pada saat pembuatan konsep draf pembatalan, keluarga tidak paham, sehingga ada anggota yang menuntun. Karena pembatalan itu juga hak keluarga," jelas Armed.
Anggota Tim TGIPF ini menambahkan, kepastian autopsi atau tidak, semua tergantung keluarga korban.
Terkait kabar bahwa adanya intervensi maupun intimidasi pihak Kepolisian kepada keluarga korban untuk membatalkan autopsi, TGIPF menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.
"Tidak benar informasi itu, kami sudah tanyakan langsung kepada keluarga korban. Seperti yang saya katakan tadi pembatalan datang dari pihak keluarga korban,terutama ibu yang bersangkutan, tidak tega bila di autopsi dilakukan," pungkas perwakilan dari TGIPF ini.***
Artikel Terkait
PSSI Tak Memiliki Kekebalan Hukum dan Ikut Bertanggung Jawab Terhadap Tragedi Kanjuruhan.
Jokowi Menagih, Tim GIPF Tragedi Kanjuruhan Segera Serahkan Hasil Temuan
Desakan Mundur Iwan Bule Buntut Tragedi Kanjuruhan, STY: Maka Saya pun Harus Mengundurkan Diri
Akhirnya Sosok 'Penjual Dawet' Yang Viral Muncul, Minta Maaf Ke Keluarga Korban Kanjuruhan
Kapolri Perintahkan Layanan Medis ke Korban Kanjuruhan Dilakukan Maksimal
Biddokes Polda Jatim Gelar Self Healing Trauma Untuk Korban Kanjuruhan di Blitar-JawaTimur
Ketika Jokowi Bertemu Presiden FIFA: Garansi Piala Dunia U-20 Hingga Rencana Bangun Ulang Stadion Kanjuruhan
Komnas HAM Akan Telusuri Rekaman CCTV Yang Dihapus Saat Tragedi Kanjuruhan