JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com– Komitmen pengembangan sistem transportasi umum tidak diikuti dengan komitmen penyediaan anggaran transportasi.
Pasalnya, proporsi belanja sektor transportasi dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tiap kota saat ini relatif kecil, berkisar di bawah 5 persen.
Regulasi yang berkomitmen terhadap rasio alokasi anggaran secara tetap menjadi kunci transformasi layanan transportasi umum, seperti yang diterapkan terhadap anggaran pendidikan.
Baca Juga: Buka Turnamen Bulutangkis AntarOrmas, Sekjen PDIP Duet dengan Eriko Bertanding Lawan Chandra Wijaya
Gagasan ini merupakan salah satu poin penting yang diperoleh dari Sustainable Transportation Forum 2022 yang berjudul “Perencanaan Transportasi Publik Berbasis Partisipatif Kolaboratif” yang diikuti oleh para pemangku kepentingan di daerah.
“Harapan kami adalah mewujudkan transportasi terintegrasi yang menggunakan sumber energi terbarukan, serta menjangkau seluruh kota.
Sayangnya, ada beberapa kendala besar yang dihadapi oleh daerah, terutama dari sisi anggaran. Sebagai contoh, anggaran sektor transportasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekitar Rp113 miliar. Jumlah ini tentu belum cukup jika kita ingin menjangkau seluruh lapisan masyarakat (inklusif),” kata salah satu perwakilan Dinas Perhubungan DIY.
Baca Juga: Raphael Varane Cedera, Terancam Absen di Piala Dunia 2022?
Advisor GIZ SUTRI NAMA & INDOBUS Maulana Ichsan Gituri menambahkan, gagasan mengenai pengalokasian anggaran khusus transportasi membutuhkan komitmen eksekutif, legislatif, dan para pemangku kepentingan lintas sektor lainnya.
Selain insentif fiskal, dibutuhkan juga kebijakan yang memberikan disinsentif terhadap penggunaan transportasi pribadi.
“Alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN/APBD mulai berjalan sejak 2009 dan menjadi preseden baik bagaimana kita memprioritaskan sektor tertentu yang dianggap fundamental.
Idealnya, anggaran sektor transportasi bisa bercermin pada contoh tersebut, apalagi sektor transportasi merupakan kebutuhan dasar yang berpengaruh langsung terhadap peningkatan kualitas hidup dan pertumbuhan ekonomi.
Transportasi publik yang andal, aman, dan nyaman akan mendorong pengguna kendaraan pribadi berpindah,” kata Maulana.
Baca Juga: Pigeon Luncurkan Botol Susu dengan Teknologi T-Ester
Artikel Terkait
Kolaborasi Antar Lembaga Transportasi Mendukung LRT
Perkuat Peran Pengambilan Kebijakan, Badan Kebijakan Transportasi Gelar Rapat Kerja Tahun 2022
Perkuat Peran Pengambilan Kebijakan,Badan Kebijakan Transportasi Gelar Rapat Kerja Tahun 2022
Kantor OBU Wilayah VI – Padang Menggelar Kampanye Keselamatan Transportasi Udara
Indonesia Jadi Ketua Pertemuan Pemimpin Transportasi se-ASEAN
Progres Transformasi Sistem Transportasi Perkotaan Mulai Memberikan Dampak
Memulai Implementasi Transportasi Berkelanjutan: Persiapan BRT
Kolaborasi Pusat dan Daerah Dorong Percepatan Transportasi Publik Berkelanjutan