Politik Identitas di Ruang Digital Perlu Diredam

BANDUNG, jakarta.suaramerdeka.com - politik identitas dinilai masih membayangi dinamika Pemilu 2024. Untuk itu, generasi milenial diharapkan tak terbawa arus.

Menurut Ketua Presidium Lingkar Milenial Jabar (LMJ), Fathul Nur Rahman, generasi muda mesti cermat dalam menyikapi fenomena tersebut. Pasalnya, ada kepentingan yang lebih besar yang harus dijaga.

"Jangan sampai terpecah belah, apalagi kemungkinan di baliknya ada kepentingan yang bermain. Kita terpolarisasi kian tajam sehingga berpotensi mengoyak kebhinekaan kita," katanya di Bandung, Jumat (28/10/2022).

Momentum Sumpah Pemuda, katanya, diharapkan bisa menghadirkan kembali kesadaran akan urgensi persatuan dan kesatuan, Satu Indonesia di antara anak bangsa termasuk generasi mudanya.

Baca Juga: Untuk Bisa Jatuhkan Tindakan, Batasan Politik Identitas Perlu Diperjelas

Dia menilai kaum menilai milenial bisa ambil bagian untuk peduli mencegah politik identitas di ruang digital yang keberadaannya sudah tak bisa dilepaskan dari keseharian.

LMJ yang merupakan formatur pembentukan Forum Komunikasi Putra-putri (BUMN) Indonesia Bersatu (FKKBI) di Jabar itu bersiap memulai gerakan tersebut melalui kampanye stop forwarding dan blusting.

"Bukan apa-apa, kegiatan meneruskan pesan terusan merupakan kondisi riil saat ini, tak jarang jadi upaya tumbuh suburnya bibit berita hoaks," jelasnya.

Baca Juga: Tanggal Pemilu Usulan KPU Rentan Dimanfaatkan untuk Politik Identitas dan SARA

Ketua Dewan Pengawas DPP FKPPIB, Andi Firmansyah mengapresiasi langkah LMJ yang baru saja dideklarasikan. Terlebih dia menilai Bandung merupakan kota yang strategis.

"Kehadiran LMJ Jabar juga merupakan fondasi strategis bagi DPP mengingat basis keanggotaannya ada di lingkungan BUMN," katanya seraya menyebut bahwa forum yang dipimpinnya 85 persen di antaranya merupakan anak karyawan perusahaan plat merah itu.