Curah Hujan Masih Tinggi, Potensi Longsor & Banjir Belum Menepi, Tetap Mengancam Hingga Tahun Berganti

- Selasa, 1 November 2022 | 16:56 WIB
Toyota Fortuner dan Honda Freed tertimpa batu longsor di Cadas Pangeran Sumedang. (bpbd smdg)
Toyota Fortuner dan Honda Freed tertimpa batu longsor di Cadas Pangeran Sumedang. (bpbd smdg)

BANDUNG, jakarta.suaramerdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan bahwa kejadian tanah longsor hingga banjir bandang masih mengancam hingga awal Tahun 2023.

Hal tersebut tak terlepas dari dinamika musim penghujan dalam tiga bulan mendatang. "Curah hujannya masih tinggi dari November-Januari," kata Kepala BNPB, Suharyanto kepada media di Jatinangor, Sumedang, Selasa (1/11/2022).

Untuk itu, pihaknya berharap masyarakat berikut elemen kebencanaan termasuk BPBD setempat bisa melakukan ikhtiar-ikhtiar mitigasi sebagai antisipasi. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan diharapkan selalu terjaga.

Dia pun merujuk kepada rentetan kejadian bencana di sepanjang tahun ini yang lebih banyak didominasi bencana hidrometeorologi. Semua pihak diharapkan bisa menjadikannya pelajaran terutama dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan.

Baca Juga: Longsor di Cadas Pangeran Timpa Dua Mobil, Delapan Orang Jadi Korban

"Di tahun 2022, paling dominan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem seperti angin puting beliung, (rasionya) 90 persen lebih," jelasnya.

Khusus longsor, Suharyanto meminta masyarakat yang tinggal di kawasan rawan, kategori merah benar-benar dibekali pengetahuan memadai terutama dalam mencermati situasi sekitarnya.

"Bukan apa-apa, longsor itu tiba-tiba kejadiannya seperti di Bogor atau Pamekasan. Harus selaku diinformasikan, kalau sudah hujan lebih dari 1 jam, rapat, jarak pandang terbatas, sudah tinggalkan rumah sementara menuju tempat aman," jelasnya.

Baca Juga: Tanah Longsor di Kabupaten Bogor, Akibatkan 14 Jiwa Mengungsi

Di luar itu, kepada pemerintah daerah, Suharyanto mengingatkan untuk mulai kembali mempertimbangkan laju pembangunannya yang berorientasi pada ketahanan lingkungan.

Pasalnya, kejadian longsor kerap dikaitkan dengan terjadinya perubahan penggunaan lahan. Langkah tersebut diharapkan pula bisa mencegah warga dan kawasan tempat tinggalnya dari ancaman bencana.

"Pemprov kabupaten dan kota untuk hati-hati, waspada, karena penyebab bencana itu tak jarang akibat alih guna lahan, sehingga daya dukung lahan berkurang, dan lingkungan pun tak bisa lagi menampung volume air hujan," katanya.

Baca Juga: Kapasitas Tanah Sebagian Wilayah Selatan Jabar Sudah Jenuh, Hati-hati Kejadian Longsor

Untuk BPBD, dia pun berharap rentetan kejadian bencana itu benar-benar bisa dijadikan bahan evaluasi sehingga hasilnya bisa diimplementasikan secara optimal pada kegiatan pencegahan.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kontrol Penggunaan Gadget pada Anak

Kamis, 23 Maret 2023 | 17:14 WIB

Begini Cara Menaikkan Citra di Sosial Media.

Kamis, 23 Maret 2023 | 11:47 WIB
X