BANDUNG, jakarta.suaramerdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan bahwa kejadian tanah longsor hingga banjir bandang masih mengancam hingga awal Tahun 2023.
Hal tersebut tak terlepas dari dinamika musim penghujan dalam tiga bulan mendatang. "Curah hujannya masih tinggi dari November-Januari," kata Kepala BNPB, Suharyanto kepada media di Jatinangor, Sumedang, Selasa (1/11/2022).
Untuk itu, pihaknya berharap masyarakat berikut elemen kebencanaan termasuk BPBD setempat bisa melakukan ikhtiar-ikhtiar mitigasi sebagai antisipasi. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan diharapkan selalu terjaga.
Dia pun merujuk kepada rentetan kejadian bencana di sepanjang tahun ini yang lebih banyak didominasi bencana hidrometeorologi. Semua pihak diharapkan bisa menjadikannya pelajaran terutama dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Baca Juga: Longsor di Cadas Pangeran Timpa Dua Mobil, Delapan Orang Jadi Korban
"Di tahun 2022, paling dominan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem seperti angin puting beliung, (rasionya) 90 persen lebih," jelasnya.
Khusus longsor, Suharyanto meminta masyarakat yang tinggal di kawasan rawan, kategori merah benar-benar dibekali pengetahuan memadai terutama dalam mencermati situasi sekitarnya.
"Bukan apa-apa, longsor itu tiba-tiba kejadiannya seperti di Bogor atau Pamekasan. Harus selaku diinformasikan, kalau sudah hujan lebih dari 1 jam, rapat, jarak pandang terbatas, sudah tinggalkan rumah sementara menuju tempat aman," jelasnya.
Baca Juga: Tanah Longsor di Kabupaten Bogor, Akibatkan 14 Jiwa Mengungsi
Di luar itu, kepada pemerintah daerah, Suharyanto mengingatkan untuk mulai kembali mempertimbangkan laju pembangunannya yang berorientasi pada ketahanan lingkungan.
Pasalnya, kejadian longsor kerap dikaitkan dengan terjadinya perubahan penggunaan lahan. Langkah tersebut diharapkan pula bisa mencegah warga dan kawasan tempat tinggalnya dari ancaman bencana.
"Pemprov kabupaten dan kota untuk hati-hati, waspada, karena penyebab bencana itu tak jarang akibat alih guna lahan, sehingga daya dukung lahan berkurang, dan lingkungan pun tak bisa lagi menampung volume air hujan," katanya.
Baca Juga: Kapasitas Tanah Sebagian Wilayah Selatan Jabar Sudah Jenuh, Hati-hati Kejadian Longsor
Untuk BPBD, dia pun berharap rentetan kejadian bencana itu benar-benar bisa dijadikan bahan evaluasi sehingga hasilnya bisa diimplementasikan secara optimal pada kegiatan pencegahan.
Artikel Terkait
CIMB Niaga Konsisten Laksanakan Program Beasiswa Setiap Tahun
UMKM Jombang Bisa Kembangkan Sektor Hilir Sawit.
Tandatangani MoU, Huawei, BRIN Jalin Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial
Jelang Akhir Tahun 2022, Beyond Borders Indonesia Lanjutkan Serangkaian Kegiatan
Panasonic Memperkenalkan Camcorder Profesional HC-X2 & HC-X20
Kapal KM Abusamah Terbakar di Dermaga KIP, Ini Solusi Terbaik KBS
Antisipasi Resesi, Persetujuan atas Raperda APBD Jabar 2023 Sebesar Rp 34,39 Triliun Dilakukan Lebih Cepat
UMKM Jombang Bisa Kembangkan Sektor Hilir Sawit.
Ayah Brigadir J Minta Ferdy Sambo Buka Masker Hingga Permintaan Maaf Sang Jenderal dan Istri
Jadi Beban Anggota DPRD, PKB Minta Jokowi Revisi Perpres 33/2020