Hal ini untuk mengatur pergerakan kendaraan yang masuk ke dalam pelabuhan di setiap jam merata dan terkendali sesuai dengan kapasitas terpasang (supply) dan alokasi zonasi area siap muat yang tersedia.
Sebaliknya, akademisi Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Ilham Malik menilai kebijakan delay system yang diterapkan pada rest area di jalan tol cukup efektif dalam mengantisipasi kepadatan pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni.
“Pada Nataru nanti, delay system perlu diterapkan tidak di pelabuhan tetapi di rest area,” kata Ilham.
Untuk menyukseskan Nataru 2023, dia juga meminta operator komitmen dan konsisten untuk mengoperasikan kapal sesuai jadwal. Selain itu, memastikan digitalisasi ticketing berjalan smooth, dan masyarakat teredukasi serta konsisten menghadirkan layanan prima,” katanya.
Khusus regulator, Badan Pengelola Transportasi Darat Kemenhub di Banten dan Lampung juga perlu memastikan jadwal operasi kapal dan penentuan kapasitas muat kapal.***
Baca Juga: Cegah Pungli, RSUD Pemalang Gandeng Pengelola Parkir Profesional
Artikel Terkait
Indonesia Jadi Ketua Pertemuan Pemimpin Transportasi se-ASEAN
Progres Transformasi Sistem Transportasi Perkotaan Mulai Memberikan Dampak
Memulai Implementasi Transportasi Berkelanjutan: Persiapan BRT
Kolaborasi Pusat dan Daerah Dorong Percepatan Transportasi Publik Berkelanjutan
Komitmen Anggaran sebagai Perwujudan Implementasi Transportasi Umum Berkelanjutan
Sistem Transportasi Publik Ramah Disabilitas
Menyelaraskan Konsep Hunian dalam Perwujudan Transportasi yang Berkelanjutan
Masa Depan Transportasi Publik Berbasis Listrik di Indonesia