JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Produksi nikel Indonesia terancam terganggu setelah salah satu produsen nikel di Kabupaten Luwu Timur, PT Citra Lampia Mandiri (CLM), mengalami hambatan dalam menjalankan kegiatan penambangannya. Ini dampak adanya keributan soal sengketa kepemilikan saham PT CLM antara kubu Zainal Abidinsyah Siregar dan Helmut Hermawan.
Informasi yang diterima suaramerdeka-jakarta.com, Minggu, menyebutkan keributan terjadi setelah Zainal diusir dari kantor PT Citra Lampia Mandiri (CLM) yang berlokasi di Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu, 5 November 2022. Pasalnya, Zainal datang ke kantor tersebut dan mengumpulkan karyawan yang sedang bekerja. Selanjutnya dengan percaya diri dia menyatakan diri sebagai Dirut CLM.
Aksi nekad Zainal itu berbekal akte notaris tertanggal 24 Agustus 2022 dan 13 September 2022 yang menyatakan kepemilikan PT CLM ada di tangan mereka. Namun belakangan diketahui akta yang dijadikan dasar pijakan itu ilegal.
Baca Juga: Telkom Naik Peringkat di Forbes Best Employer, Erick Thohir: Bukti Kita Bisa Bersaing
Pihak Helmut sudah berkirim surat keberatan kepada Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM atas akta yang dibuat oleh notaris Octaviana Anggraeni. Helmut bahkan sudah mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) untuk membatalkannya.
Bupati Luwu Timur Budiman Hakim dan Kapolres Luwu Timur AKBP Silvester MM Simamora telah berusaha memediasi kedua pihak untuk menyelesaikan permasalahannya sehingga tidak mengganggu kegiatan produksi nikel PT CLM.
PT. Citra Lampia Mandiri (CLM) adalah sebuah perusahaan dalam negeri yang berdiri sejak tahun 2005 dan bergerak di sektor pertambangan nikel laterit dmp dan merupakan perusahaan tambang dengan izin usaha penambangan (IUP) produksi sebesar 2.660 hektar atau yang terbesar di Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Ada 2,2 Juta Seat, Tiket KA Nataru Sudah Bisa Mulai Dipesan Selepas Ganti Hari alias Senin Dinihari Nanti
Pada tanggal 17 Mei 2006, PT.CLM mendapatkan izin eksplorasi seluas 10.000 hektar dan sejak saat itu perusahaan melakukan kegiatan eksplorasi seperti pemetaan geologi dan pemboran inti.
Produksi nikel PT. CLM terus mengalami peningkatan. Dimulai dari 20.000 MT per bulan. kini naik menjadi 250.000 MT per bulan dan memberikan kontribusi besar bagi produksi nikel Indonesia.
Artikel Terkait
Mengukur Berkah Layanan 5G bagi Indonesia
Industri Bioetanol Tebu yang Diresmikan Jokowi Upaya Wujudkan Ketahanan Energi
Komisi V DPR RI Minta Pemerintah Tambah Anggaran KNKT
Melibatkan BUMN dan Perusahaan Swasta dalam Penyelenggaraan Angkutan Jalan Perintis
Tiket Nataru Mulai Dijual, PT KAI Daop 2 Bandung Siapkan 21 Ribu Seat KA Jarak Jauh
Kapolri Pastikan KTT G20 Berjalan Lancar dan Aman, Gladi Pengamanan dan Tinjau Venue.
Raih Penghargaan Nawacita Award 2022, Ini Kata Jenderal Andika
Pelaku Utama Korupsi Impor Garam Harus Dikejar
Ada 2,2 Juta Seat, Tiket KA Nataru Sudah Bisa Mulai Dipesan Selepas Ganti Hari alias Senin Dinihari Nanti
Telkom Naik Peringkat di Forbes Best Employer, Erick Thohir: Bukti Kita Bisa Bersaing