JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Tingginya elektabilitas Airlangga Hartarto di kalangan pemilih perempuan, tidak terlepas dari kinerja impresifnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Sebagai nakhoda ekonomi Indonesia, dinilai berhasil mendorong ekonomi Indonesia bertumbuh.
"Sekaligus menekan angka inflasi. Pada gilirannya, kondisi ekonomi yang stabil juga dirasakan oleh kaum perempuan," kata politikus Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno di Jakarta, Rabu (9/11).
Menurutnya, dengan situasi ekonomi membaik para kaum wanita akan lebih memahami. Karena sebagian besar rumah tangga, di-manage oleh para ibu-ibu.
Sebelumnya, Warna Institute (WI) merilis survei terkait Pilpres 2024, dengan tema Orientasi Politik Pemilih Perempuan dan Keputusan Memilih pada Pemilu 2024. Hasilnya, Airlangga menjadi sosok yang paling banyak dipilih kaum perempuan untuk menjadi presiden.
Dari 2.400 responden pemilih perempuan, 26,7 persen memilih Airlangga sebagai presiden. Berikutnya ada 18,2 persen memilih Prabowo Subianto dan Puan Maharani dipilih 10,2 persen.
Sementara itu pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin, menyoroti terkait dengan kunjungan Relawan Pro Jokowi (Projo) ke kantor Partai Golkar. Dimana hal itu dinilainya sebagai bentuk komunikasi para elit dan soal pencapresan.
Kedekatan
Hal itu juga menegaskan kedekatan antara keduanya dengan Presiden Joko Widodo. Dimana Airlangga pernah bilang, soal capres Koalisi Indonesia (KIB) menunggu arahan Presiden Jokowi, begitu juga dengan Projo.
"Maka ketika keduanya bertemu, ini bukan kebetulan. Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) juga disebut akan meneruskan legacy Presiden Jokowi," ujarnya.
Sementara itu, Golkar memiliki kader-kader yang berjuang untuk kemajuan partainya. Elektabilitas partai diraih dari kerja keras.
“Golkar besar karena perjuangan kader-kadernya. Dalam konteks membesarkan dan memenangkan partai,” tandasnya.
Jadi jika Golkar bertemu dengan Projo maupun relawan lain, tidak berpengaruh banyak pada elektabilitas partai yang sudah mumpuni.