
Seperti gurit berjudul; Kuwalat. //Dolanan rakyat/kuwalat wekasane//. (Mempermainkan rakyat/Bencana akhirnya). Juga gurit berjudul; Syahwat. //Sing Abang/ Iku Syahwat//. (Yang merah/Itu Syahwat). Diikuti gurit; Tumindak // Sing elok/ Iku Tumindak//. (Yang indah/ itu perbuatan).
Kita akan berlebihan jika menafsirkan Abang adalah warna sebuah partai besar di Indonesia. Yang kemudian Menterinya Korupsi Bansos, pada sebuah masa. Bancakan uang malingan milik rakyat. Makanya dia kuwalat. Karena syahwat malingnya nggegirisi. Tumindaknya ngga ada indah-indahnya sama sekali. Asu kabeh.
Ya, tafsir ini tentu bisa jadi tidak sejalan dengan maksud aku penyair. Tapi bukankah menafsir adalah pekerjaan paling sulit dan muskil. Tapi dalam kemuskilan itu, tetap ada ruang merdeka dalam menerjemahkan makna. Berdasarkan deretan teks (gurit) yang ada? Karenanya, pembacaan saya, tidak mengada-ngada. Bisa jadi benar adanya, berangkat dari teks yang ada. Wallaualam Bisowab.
Yang pasti aku penyair memang gemar berbagi. Sebagaimana gurit berjudul; Paweweh. //Sing Pinuji/Iku Paweweh//. (Yang terpuji/Itu Sedekah). Ya, YSH seringkali seperti para nabi, gemar berbagi. Termasuk berbagi gurit ini secara free kepada saya. Percuma. Gratis tis. Sebagaimana bukunya terdahulu. Gemar berbagai ilmu seperti para guru. Aku jadi terharu.

Kemudian sebagai Pewarta, ada gurit berjudul; Wartawan. //Wartawan mati/Tulisane Urip//. (Wartawan mati/Tulisannya hidup). Bukan sekedar tulisan, cerita YSH juga mempunyai kehidupan tak kalah panjangnya.
Dulu, dulu sekali YSH pernah bercerita. Saat masih di Bojonegoro, Jatim, harus mengantar salah seorang Penulis Besar Indonesia, yang belum lama telah pulang ke rumah Gusti Yesus, ke rumah bordil. Alih-alih turut melunaskan kenakalan, YSH bersitekun menunggu jawara satu ini sampai syahwatnya lunas, tuntas. Kemudian menyimak cerita jagoan Wira Carita ini, ihwal organ intim pekerja seks yang dikencaninya…sehingga menerbitkan tawa sampai jauh.
Demikianlah YSH penyair alim yang tidak ulama, tapi kedalamannya tak kalah dengan guru ngaji. Kelakuannya malah harum sekali. Makanya lahir Gurit Idu Geni, dan pameran "Among Jiwo" yang nggegirisi. (Bb-G20).
Artikel Terkait
Yusuf Susilo Datang, Among Jiwo Menjelang