JAKARTA- Tugas mulia partai berbasis Islam bukan hanya sekadar Pilpres lima tahunan. Tapi, harus mampu menempatkan sila pertama Pancasila sebagai payung hukum.
Hal demikian diutarakan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat memberi Keynote Speech secara virtual Tasyakuran Milad ke-76 Pengurus Besar Serikat Tani Islam Indonesia (STII), Sabtu (12/11/2022).
"Jadi sebenarnya tugas mulia di pundak Partai Politik berbasis Islam bukan sekedar ritual Pilpres lima tahunan. Tetapi lebih dari itu, tugas mulia Partai Islam adalah menempatkan Sila Pertama Pancasila, sebagai payung hukum spirit teologis dan kosmologis dalam menjalankan negara," ujar LaNyalla.
Baca Juga: Hidran di Kota Kembang Bakal Ditambah
Menurut dia, dalam mengatur kehidupan rakyat, negara harus berpegang pada spirit Ketuhanan. Maka kebijakan apapun yang dibuat dan diputuskan, wajib diletakkan dalam kerangka etis dan moral serta spirit agama.
"Artinya jika ada kebijakan atau Undang-undang yang hanya menguntungkan kelompok tertentu, dan merugikan kebanyakan rakyat. Apalagi membuat rakyat sengsara, jelas kebijakan itu telah melanggar kerangka etis dan moral serta spirit agama. Yang artinya telah melanggar Pancasila sebagai norma hukum tertinggi negara ini," papar dia.
Karena itu, lanjut LaNyalla, saat pertemuan Ketua Lembaga dengan Presiden pada Agustus lalu, dirinya meminta Presiden selaku Kepala Negara untuk meratifikasi keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menetapkan tanggal 15 Maret sebagai Hari Melawan Islamophobia.
"Saya minta Indonesia juga secara resmi menetapkan tanggal 15 Maret sebagai hari melawan Islamophobia. Karena jelas, negara ini berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Seperti tertulis di Pasal 29 Ayat 1 Konstitusi kita," tutur dia lagi.
Baca Juga: Menkes : Pandemi Buka Pandangan Soal Pentingnya Pola Hidup Sehat
Bahkan di Ayat 2 tertulis dengan sangat jelas bahwa beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu dijamin negara. Artinya, kalau ada umat Islam yang menjalankan Sunnah Nabinya dengan memelihara jenggot, itu wajib dijamin oleh negara sebagai kemerdekaan atas pilihannya.
"Bukan malah distigma Teroris atau belakangan ini malah disebut Kadrun dan Radikal. Ini salah satu dari sekian banyak fenomena Islamophobia di Indonesia," tukas Senator asal Jawa Timur itu.
LaNyalla juga berharap agar partai politik berbasis Islam menyampaikan kepada semua elemen bangsa, bahwa bangsa ini lahir atas jasa besar umat Islam. Terutama tokoh-tokoh Islam dan para ulama.
Baca Juga: Kapolri Cek Peralatan dan Kesiapan Personel Jekang KTT G20
Artikel Terkait
Jangan Campuri Rumah Tangga DPD, LaNyalla: Tugas MPR Itu Hanya Melantik
Buka Pameran HUT DPD RI, LaNyalla: Pancasila Jawaban Persoalan Bangsa
Berkunjung ke DPD RI, Wantimpres Bahas Persoalan Bangsa dengan LaNyalla
LaNyalla: Subsidi Pakan Ternak untuk Peternak Kecil Harus Tepat Sasaran
LaNyalla: Konsep Ekonomi Pancasila Sejalan dengan Konsep Ekonomi Islam
Semua Obat yang Ditarik Punya Izin Edar, Ketua DPD Minta BPOM Beri Penjelasan
Peringati Hari Pahlawan, Ketua DPD Ingatkan Kalimat Merdeka atau Mati
Ketua DPD RI: Hadapi Masa Depan, Indonesia Harus Lakukan Reposisi dan Perkuat Keunggulan