JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com, -- Socrates, filsuf Yunani dari Athena, dan ditabalkan sebagai pendiri filsafat Barat menjelaskan bahwa, “cinta adalah kegilaan”. Tapi pada saat bersamaan, Socrates juga mengungkapkan, bahwa cinta adalah salah satu hadiah terbesar yang dapat diterima umat manusia.
Pada era modern, filsuf asal Prancis, Michael Foucault didukung oleh pernyataan filsuf Jerman Friedrich Nietzsche menegaskan, “Selalu ada kegilaan dalam cinta. Tetapi juga selalu ada alasan dalam kegilaan.”
Baca Juga: Polri, Sampai Kapan Kau Terus Merendahkan Dirimu Sendiri?.
Foucault dan Nietzsche ingin mengatakan, bahwa tindakan nafsu dan cinta memang melibatkan unsur kegilaan, akan tetapi, kegilaan ini memiliki alasan dan pembenaran yang kuat.
Cinta, dan kegilaan yang memiliki alasan dan pembenaran yang kuat, inilah yang tampaknya menghinggapi hati, perasaan dan pikiran Aming Santoso, CEO dan Direktur Utama iForte dan Protelindo Group.

Tidak main-main, Aming Santoso jatuh hati dengan keragaman, kekayaan, kedalaman sekaligus keindahan seni budaya Indonesia. Yang kemudian dengan "kegilaannya" menghidupkan dan menyajikan, sekaligus memepatkannya dalam pertunjukan neka rupa one stop entertainment berdurasi satu jam-an, yang mencitrakan keluarbiasaan budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Baca Juga: Ferdy Sambo dan Kekuasaan.
Karenanya, Pagelaran Sabang Merauke yang digagas iForte dan BCA mengalir menjadi semacam bukti cinta dan kegilaan dua institusi itu kepada Indonesia. Dan syukur-syukur via pagelaran yang digelar selama dua kali plus sekali gladi resik di Ciputra Artpreneur, Jakarta, pada Sabtu - Minggu, 12-13 November 2022, lalu dapat membangkitkan kembali semangat kebangsaan masyarakat Indonesia, ihwal betapa luar biasanya kekayaan seni budaya negeri tercinta ini.
Meski dalam banyak hal, cara pengelolaan bernegaranya, sebagaimana kita maklumi bersama, dengan segala maaf, sering kali membuat kita mangkel dan sakit hati.
Baca Juga: Ferdy Sambo dan Wajah Kepolisian Kita
Tapi, seperti melepaskan semua perasaan mangkel dan sakit hati, dengan centang perenang pengelolaan bernegaranya, Aming Santoso memilih tetap dan terus mencintai Indonesia tanpa syarat. Atau dengan segenap "kegilaan" yang memiliki alasan dan pembenaran yang kuat.

Buktinya, saat ditanya berapa besar biaya yang dikeluarkan iForte dan BCA untuk menyajikan pagelaran istimewa penuh makna - dan tentu saja tidak murah - ini, Aming Santoso memilih menihilkan persoalan besaran rupiahnya.
Artikel Terkait
Road to Premiere with Live Performance - Pemutaran Video Pagelaran Sabang – Merauke
Merawat dan Merayakan Indonesia di Pagelaran Sabang - Merauke.
Pagelaran Sabang Merauke Datang Lagi.
Pagelaran Sabang Merauke, Mulai Berlatih, Janjikan Pementasan Spektakuler