Rencana akuisisi PT Mitra Kerinci oleh PTPN IV mendapat sambutan baik dari Kementerian BUMN, melalui Asisten Deputi Bidang Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Rachman Ferry Isfianto. Sebagaimana arahan Presiden RI Joko Widodo dalam agenda B20, kata Ferry, guna menyikapi tantangan ekonomi dunia yang masih belum cukup stabil, perlu ada grand strategy agar dapat menghadapi kondisi tersebut. “Hal ini juga sejalan dengan apa yang telah kita mulai di Kementerian BUMN melalui hilirisasi industri, pengembangan energi hijau (green industry), dan digitalisasi,” ujarnya.
Baca Juga: Sering Bagikan Konten Edukasi di Instagram, TJM Auto Care Kemas Informasi Otomotif Secara Menarik
Meski komoditas teh tidak berdampak signifikan bagi perusahaan, mengingat kontribusi pendapatannya tidak cukup besar, tetapi Ferry meyakini upaya-upaya perbaikan dan inisiatif ini dapat mendorong kinerja bisnis teh di PTPN Group, memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara, serta menjadikan produk teh nasional lebih dikenal secara global.
“Ini baru langkah awal dan ada beberapa tahap lagi yang harus kita lalui, kami memberikan apresiasi atas upaya baik yang telah dilakukan PTPN Group, PT Mitra Kerinci, dan RNI untuk dapat melaksanakan penandatangan perjanjian jual beli aset bersyarat ini,” ungkap Ferry.
Hal senada juga disampaikan Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN, Zuryati Simbolon. Menurutnya, rencana akuisisi tersebut merupakan salah satu wujud sinergi antar BUMN guna mengoptimalkan setiap lini usaha perusahaan. "Untuk lebih kuat dan fokus pada core business, maka PT Mitra Kerinci diserahkan kepada yang lebih ahli, yakni PTPN," ujarnya.
Baca Juga: Papua Barat Daya Dipastikan Ikut Pemilu 2024
Perlu diketahui, bahwa PT Mitra Kerinci merupakan Anak Perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia yang sudah berdiri sejak 1990 di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Selain memiliki kebun dengan izin Hak Guna Usaha seluas 2.025 hektare, perusahaan ini juga mengelola pabrik, menjalankan budidaya, produksi dan penjualan produk teh Green Tea Grade, Black Tea Leafy Grade, dan Black Tea Broken Grade dengan merek Liki Tea di setiap produknya.
PT Mitra Kerinci memiliki kapasitas produksi 2.000 ton black tea kering per tahun dan 2.200 ton green tea kering per tahun. Kebun Liki Tea juga dimanfaatkan sebagai agrowisata. Selain itu, lima titik air terjun yang ada di lokasi tersebut juga potensial dimanfaatkan untuk pengembangan pembangkit listrik.***(sh)
Artikel Terkait
Optimalkan Ekosistem Digital Pariwisata, Garuda Indonesia Gelar Garuda Indonesia Online Travel Fair (GOTF)
KemenKopUKM dan BRI Kolaborasi di KTT G20 Gelar Mini Showcase UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2022
Pengesahan RUU Pembentukan Papua Barat Daya Diharapkan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
KemenKopUKM Ajak UMKM Optimalkan Pembayaran Elektronik Respons Tantangan di Era Digital
Polres Bogor Tangkap Pelaku Penipuan Ratusan Mahasiswa IPB Yang Terjerat Pinjol
SesKemenKopUKM: Tenaga Pendamping Koperasi dan UMK Kunci Sukses KUMKM Naik Kelas
MenKopUKM: Sepeda Goro Wujud Green Mobility Setelah KTT G20
KemenKopUKM Ajak Pemda Perkuat Ekosistem yang Kondusif agar Usaha Mikro Naik Kelas
Panasonic GOBEL Berbagi Udara Bersih Guna Hadirkan Solusi Kualitas Udara Tebaik bagi Hunian Lansia
Papua Barat Daya Dipastikan Ikut Pemilu 2024