JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com – Bukalapak melanjutkan komitmen untuk terus mendukung transformasi digital di Indonesia melalui partisipasinya dalam perhelatan G20 Digital Transformation Expo Parallel Event: Digital Industry Collaboration To Enhance Digital Transformation di Bali. President Bukalapak, Teddy Oetomo, berkesempatan untuk menjadi salah satu panelist dalam panel expert: Digital Infrastructure and Society bersama dengan perwakilan asosiasi dan perusahaan digital yaitu Muhammad Arif, Ketua APJII, Widya Listyowulan, Vice President Public Policy & Government Relation Traveloka dan Veronica Sari Utami, COO Halodoc
Digital Transformation Expo (DTE) Parallel Event menjadi kegiatan terakhir untuk menampilkan perjalanan transformasi digital Indonesia, menyoroti perkembangan pesat ekosistem digital negara dan menggunakannya sebagai solusi untuk menyelesaikan tantangan utama negara.
Bersama dengan pelaku industri lainnya yang tergabung dalam Industry Task Force (ITF), Teddy Oetomo menjelaskan tantangan bisnis di Indonesia dan bagaimana Bukalapak berupaya untuk menciptakan infrastruktur dan konektivitas di antara 17.000 pulau dan 270 juta populasi. "Indonesia sebenarnya sudah memiliki infrastruktur penghubung yaitu warung-warung tradisional. Di sinilah awal mula kami membangun jaringan kami Mitra Bukalapak, melalui warung-warung ini" ujarnya dalam sesi panel expert.
Baca Juga: CIMB Niaga Raih Pertumbuhan Positif pada Sembilan Bulan Pertama 2022
Di awal Bukalapak berdiri, penetrasi digital di Indonesia cenderung rendah. Dari 270 juta total populasi, 200 juta di antaranya tinggal di kota-kota kecil di mana perkembangan teknologi belum familiar. Di sinilah Bukalapak berupaya menciptakan inovasi dan solusi baru dengan menghadirkan kapabilitas teknologi untuk warung-warung kecil melalui Mitra Bukalapak.
Hadir pertama kali di tahun 2017 dengan hanya menyediakan akses jual beli pulsa, saat ini Mitra Bukalapak dimanfaatkan oleh 15.2 juta warung dan pelaku UMKM di seluruh nusantara dengan menyediakan berbagai produk fisik, lebih dari 40 layanan virtual juga akses layanan keuangan digital ke para penggunanya.
Menurut hasil yang dilakukan oleh Nielsen pada Mei 2022 terhadap 2.736 warung dan kios pulsa di 14 kota di seluruh Indonesia, Mitra Bukalapak memimpin digitalisasi pasar online-to-offline (o2o) dengan tingkat penetrasi sebesar 56%.
Baca Juga: Dukung Muktamar Ke-48, Bank Muamalat dan Muhammadiyah Perkuat Kolaborasi
Mitra Bukalapak berkomitmen untuk terus mendigitalisasi warung dan UMKM di Indonesia, termasuk di kota-kota di luar tier-1. Karena itu, keterlibatan Bukalapak di ITF menjadi dorongan dan kesempatan Bukalapak untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam mengakselerasi transformasi digital bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk UMKM.***(sh)
Artikel Terkait
Meutya Hafid: Leaders Declaration KTT G20, Bukti Indonesia Dipercaya Dunia Sebagai Negosiator Global
Mendorong Bangkitnya Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Blibli Perkuat Ekosistem Omnichannel Travel
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Gus Halim : Upaya Menekan Kesenjangan Wilayah
Rombongan Kejati DKI Datangi SMAN 68 Jakarta
AKPI Datangi Kejaksaan Agung
Moonton Games dan Garudaku Akademi Dorong Pertumbuhan Ekosistem Esports Indonesia
Pelabelan BPA Galon Guna Ulang Berpotensi Matikan 200.000 UMKM
Tiket Momen Liburan Hingga Keberangkatan 1 Januari 2023 dari Stasiun Gambir dan Pasarsenen Sudah Bisa Dipesan
Pengaturan Penerbangan di KTT G20 Berjalan Lancar, Menhub Apresiasi Kinerja Stakeholder Penerbangan
Dukung Muktamar Ke-48, Bank Muamalat dan Muhammadiyah Perkuat Kolaborasi