GARUT, suaramerdeka-jakarta.com - Anggaran Pungutan Ekspor yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) seharusnya kembali ke petani melalui pemberdayaan petani sawit hingga ke daerah-daerah non penghasil sawit.
Salah satunya melalui peremajaan kelapa sawit dengan anggaran sebesar Rp30 juta per hektar. Juga melalui hilirisasi dan pengembangan produk turunan kelapa sawit lainya. "Kami berharap ke depan, angkanya ditambah sesuai skala ekonominya," kata Haerudin Amin, Anggota Komisi IV DPR RI dalam Sosialisasi dan Expo Sawit Baik di Garut, Senin, 28 November 2022.

Acara ini diselenggarakan berkat kerja sama yang baik antara Anggota Komisi IV DPR RI, Haerudin Amin, SAg, MM dengan BPDPKS dan Aspekpir (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat) selaku penyelenggara kegiatan.
Baca Juga: Buka The 6th ICONZ, Wamenag Soroti Minimnya Riset tentang Zakat
Di Garut, katanya, sudah memiliki perkebunan sawit. Tetapi sudah mulai berganti dengan tanaman lain. Pengembangan budidaya kelapa sawit di Garut memerlukan pemahaman karena petani trauma dengan penurunan harga.
Helmi Muhansyah, Kepala Divisi UMKM BPDPKS mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk berperan dalam sinergi kampanye sawit baik di Indonesia.
Artikel Terkait
Mahasiswa Apoteker Korban PN UKAI Kembali Geruduk Kemendikbudristek
Proses Pencarian Korban di Cijedil Cianjur Kembali Diperpanjang
Perekonomian Global Penuh Ketidakpastian, Jokowi: Optimis Tapi Tetap Hati-hati
Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Kaji Kembali Hasil Amandemen UUD NRI 1945
Target 20 Persen Golkar Tercapai Jika Disokong Efek Ekor Jas
Hari Bhakti Transmigrasi, Kemendes Gelar Istighotsah dan Aksi Sosial untuk Gempa Cianjur
Peringatan HBT ke-72, Gus Halim : Transmigrasi Tidak Bisa Dilepaskan dari Spiritualitas
Pastikan Keamanan Nataru, Jasa Raharja dan Korlantas Polri Gelar Survei Kesiapan Operasi Lilin Candi 2022
Bank Muamalat dan BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Gempa Cianjur
Buka The 6th ICONZ, Wamenag Soroti Minimnya Riset tentang Zakat