jakarta.suaramerdeka.com - Presiden Joko Widodo kembali menggaungkan optimisme kepada semua pihak dalam menghadapi berbagai masalah yang melanda dunia saat ini dan ke depannya. Presiden menjelaskan alasan untuk tetap optimistis adalah karena Indonesia memiliki potensi dan kekuatan besar, antara lain sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang melimpah.
“Berkali-kali saya sampaikan, kita ini memiliki potensi besar, memiliki kekuatan besar, tapi sering kita lupakan. Kita memiliki sumber daya alam (SDA), kita memiliki SDM, nanti akan muncul bonus demografi 2030 diperkirakan 201 juta tenaga produktif kita,” ujar Presiden saat menyampaikan pidato kunci dalam acara Kompas100 CEO Forum Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Jumat, (2/12/2022),
Selain itu, Indonesia juga memiliki pasar yang besar, termasuk pasar ASEAN yang mencapai 600 juta penduduk. Presiden melanjutkan, dari sisi geografis, posisi Indonesia juga sangat strategis karena berada di jalur perdagangan dunia.
“Kekuatan inilah yang harus kita ingat-ingat terus dalam rangka membangun sebuah strategi besar bisnis negara, strategi besar ekonomi negara agar kita bisa mencapai visi yang kita inginkan,” ungkapnya seperti dikutip dari siaran biro pers istana.
Baca Juga: Perekonomian Global Penuh Ketidakpastian, Jokowi: Optimis Tapi Tetap Hati-hati
Menurut Kepala Negara, Indonesia sudah lama menganut keterbukaan ekonomi. Namun, Presiden menegaskan bahwa keterbukaan ekonomi tersebut jangan sampai disalahartikan. Presiden mencontohkan, sejumlah negara di Amerika Latin yang sudah menerapkan keterbukaan ekonomi sejak 1950-an dan 1960-an, justru tetap menjadi negara berkembang hingga saat ini.
“Apa yang terjadi? Sudah lebih dari 50, 60, 70 tahun, negara mereka menjadi negara berkembang terus. Saya ikuti, ini ada apa? Ada problem apa di sini? Problemnya mengartikan keterbukaan itu membuka seluas-luasnya untuk investor. Ini benar, tapi hati-hati,” jelasnya.
Presiden memandang hal yang berbeda terjadi di Taiwan dan Korea Selatan yang kemudian membuat pemerintah mendesain strategi besar, yaitu harus membuat negara lain bergantung kepada Indonesia. Menurut Presiden, banyak negara yang sebetulnya bergantung kepada Indonesia, misalnya terkait batu bara dan minyak sawit mentah atau CPO.
Baca Juga: Situasi Global Tak Menentu, Presiden Jokowi: Kita Harus Tetap Optimis
Artikel Terkait
Afgan Datang, Jackson’s All Stars Vol.3 Berdendang.
Gus Halim Minta Pejabat Kemendesa Tak Hanya Sibuk di Kantor
Selain Tren Kecantikan dan Influencer Terfavorit, ZAP Beauty Index 2023 Akan Kupas Tipe Pria Idaman Wanita
Festival Tunas Bahasa Ibu Diluncurkan untuk Melestarikan Bahasa Daerah
Transformers Rise of The Beasts, Sudah Rilis Trailer Baru!
Pakar dari UI, ITB, USU, UHAMKA Sepakat Pelabelan BPA Galon Guna Ulang Tidak Diperlukan
Q3-2022, Laba Bersih PertaLife Melonjak 71,04 Persen
Bukan Cimandiri Picu Gempa Cianjur, Bidang Patahan yang Bergerak 12 x 8 Km antara Warung Kondang-Karang Tengah
Siapkan Sarana dan Prasarana Logistik Pemilu secara Detail, Efisien, dan Transparan
Bentuk Sinergitas TNI-Polri, Kapolri Dampingi Laksamana Yudo Margono Fit and Proper Test