SURABAYA- Dunia disebut sedang menuju ketidakpastian ekonomi global. Ancaman yang muncul adalah resesi, tingginya inflasi, pelambatan bahkan pelemahan ekonomi.
Resesi tahun 2023 pun diprediksi akan berlangsung cukup lama dan akut jika dibandingkan resesi 1998 dan 2008.
Namun, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai ancaman resesi merupakan tantangan sekaligus peluang besar bagi Indonesia.
Baca Juga: Semeru Luncurkan Awan Panas Guguran, Kawah Masih Tunjukan Anomali Thermal
"Untuk menjawab tantangan, Indonesia harus membentuk kekuatan berbagai komoditas pangan yang bisa masuk ke negara-negara lain yang terdampak. Tingginya kebutuhan pangan itu merupakan
peluang kita," ucap LaNyalla, Minggu (4/12/2022).
Dijelaskannya, dalam prediksi BI, negara-negara besar seperti Amerika dan Eropa terjadi pelambatan.
Probabilitas terjadinya resesi di AS sudah mendekati 60 persen, demikian juga di Eropa.
Pemicu utamanya adalah harga energi dan bahan makanan yang tinggi, serta kebijakan moneter yang semakin mengetat.
Artikel Terkait
Penguatan Logistik Domestik Untuk Antisipasi Resesi 2023
Ancaman Resesi, PLN Beri Bantuan Supaya UMKN Naik Kelas Karena Jadi Kunci Hadirkan Solusi
Antisipasi Krisis Pangan dan Resesi Ekonomi, Food Station Perkuat Program Ketahanan Pangan Jakarta di 2023
Brigjen TNI Fahrid Amran: Hadapi Resesi 2023, Sumber Daya Alam dan Buatan Komponen Penting Pertahanan Negara
Rhenald Kasali: PHK GoTo bukan karena Resesi
UMKM Diyakini Mampu Hadapi Resesi Global 2023
Hadapi Resesi Global, Ketua DPD Minta Produksi Komoditas Lokal Ditingkatkan