JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Dinamika pengajuan nama dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dinilai masih dalam kategori normal. Apalagi, masih ada cukup waktu untuk memastikan nama yang bakal diusung koalisi yang beranggotakan Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional tersebut.
"Saya pikir masih normal saja. Perjalanannya masih agak panjang, sampai akhir tahun depan," kata analis politik Exposit Strategic Arif Susanto, Senin (5/12).
Seperti diketahui, para ketua umum partai politik dalam KIB cenderung mendukung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Tapi banyak di antara kader PAN dan PPP yang justru condong pada calon eksternal, seperti Ganjar Pranowo ataupun Anies Baswedan.
"Dinamika yang muncul dalam pembahasan nama capres KIB dapat dinilai sebagai upaya untuk membangun posisi tawar. Pertama, posisi tawar dari nama figur atau kandidat, seperti Anies atau Ganjar," ujarnya.
Selanjutnya adalah posisi tawar dari faksi yang mengajukan. Sedang yang kedua adalah posisi tawar pihak yang mengajukan nama itu sendiri.
"Bisa jadi dari relawan, bisa jadi dari faksi-faksi tertentu dalam partai yang bersangkutan. Harapannya, siapapun nama yang muncul, mereka mendapatkan bagian dari kue kekuasaan yang diharapkan," tandasnya.
Ditegaskan, perbedaan suara tersebut juga tidak akan berlanjut membesar, hingga menjadi konflik internal. Meski, perbedaan nama figur yang muncul itu menunjukkan adanya faksi-faksi dalam KIB yang mempunyai pilihan lain.
"Kalau misal menimbulkan riak, mungkin iya. Tapi saya kira terlalu jauh sehingga sampai mengakibatkan terjadinya konflik internal," tegasnya.
Masuk Akal
Dijelaskan, langkah politk KIB akan lebih masuk akal dengan bersiap pada posisi cawapres. Dimana menurutnya hal itu sejauh ini cukup rasional.