JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com,- Mantan Dubes RI untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi menuturkan beberapa mitos ngawur tentang Ukraina yang terus menerus diputar ulang oleh pihak Rusia dan para pendukung tindakan invasi tersebut.
Pertama, Ukraina adalah negara korup. Faktanya menurut data Indeks Persepsi Korupsi (CPI) 2021 yang dibuat oleh organisasi Transparency International, Ukraina menempati peringkat 122 dari 180 negara, jauh di atas Rusia yang berada di peringkat 136.
Baca Juga: Kuda Hitam Pilpres 2024.
“Sejak Presiden Victor Yanukovych yang adalah boneka Rusia ditumbangkan perlawanan masyarakat, Ukraina terus memperbaiki diri dengan program anti korupsi seperti penunjukan kepala Kantor Kejaksaan Khusus Antikorupsi dan Undang-Undang Tentang Prinsip Kebijakan Antikorupsi Negara untuk 2021-2025,” tuturnya, Minggu (11/12).
Kedua, Ukraina bukanlah Eropa. Menurut Yuddy persepsi ini muncul tidak lepas dari begitu lamanya Ukraina di bawah cengkeraman Uni Soviet sehingga beberapa hasil budaya dan kegiatan ekonomi Ukraina di pasar Eropa kurang disadari.
Baca Juga: Adab dan Etika Politisi
Ketiga, mayoritas orang Ukraina berbahasa Rusia. Yuddy memastikan ini adalah info yang ngawur karena ada bagian dari Ukraina yang masih berkomunikasi dalam bahasa Rusia sebagai warisan Uni Soviet maupun sebagian etnis Rusia yang merupakan bangsa Ukraina.
“Malah menurut sebuah survei oleh kelompok sosiologis "Peringkat", pada Maret 2022, justru 76% orang Ukraina mempertimbangkannya Ukraina menjadi bahasa ibu mereka. Ini tak lepas dari nasionalisme bangsa Ukraina yang menguat akibat penjajahan Rusia,” tuturnya.
Baca Juga: Politik adalah Komedi Baru
Keempat, Ukraina bagian Timur ingin bergabung dengan Rusia. Yuddy menjelaskan justru sebaliknya karena wilayah itu diinvasi Rusia pada 2014. Akibatnya survei oleh kelompok sosiologis "Rating," 94% dari Ukraina yang disurvei mengidentifikasi diri mereka sebagai Ukraina.
Kelima, Ukraina tidak peka pada konflik lain karena tidak melontarkan kecaman. Mantan Dubes RI untuk Ukraina menjelaskan sikap Presiden Zelenskyy yang tidak melontarkan kecaman terhadap invasi Turki ke Siprus didasari alasan kesejarahaan.
Baca Juga: Ferdy Sambo dan Kekuasaan.
“Konflik Turki dan Siprus, khususnya wilayah Siprus Utara itu sudah terjadi lima dekade. PBB pun telah terlibat hingga saat ini. Sikap Ukraina dilakukan untuk tidak menimbulkan prasangka tertentu terhadap konflik di luar Ukraina,” tuturnya.
Keenam, media Eropa menebarkan gagasan Ukraina adalah negara tertinggal dan terbelakang secara ekonomi. Faktanya, pada 2018, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Ukraina menempati peringkat ke-58 dalam hal PDB.
Artikel Terkait
Dubes Ukraina: Rusia Biang Keladi Ancaman Keamanan Pangan Global
Deklarasi G20 Bali: Indonesia Sempat Diragukan, Soal Ukraina Paling Alot
Rakyat Ukraina Kenang Bencana Kelaparan Akibat Ambisi Komunis