Pemakaman Remy Sylado; Kehilangan Besar Bangsa Indonesia.

JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com,- Kepergian Remy Sylado adalah kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Demikian dikatakan tokoh pers nasional H. Ilham Bintang dalam sambutannya saat melepas pemakaman munsyi, novelis, teaterwan, penyair dan budayawan Remy Sylado di pemakaman Menteng Pulo, Casablanca, Jakarta, Selasa (13/12/2022) siang.

IB, demikian ia biasa diasapa melanjutkan, sebagai poliglot sejati, mendiang Remy Sylado menggunakan hampir semua bahasa besar di dunia dengan sangat baik sekali.

Baca Juga: Remy Sylado; Sepertinya Saya Akan Pergi

"Setiap kali ketemu dengan bung Remy, saya selalu berbahasa Makassar. Bahkan beliau memperbaiki cara berbahasa Makassar saya. Seperti saat saya mengatakan (diksi) 'Sarebatang' , tapi yang benar adalah 'Se'rebatang' atau satu rahim, " kata IB.

Firman Bintang, Anche, Widyawati, Renny Djajoesman, Niniek L Karim dan Ilham Bintang (Bb)

IB mengatakan, keliaran imajinasi Remy Sylado sangat luar biasa. Ingatannya juga luar biasa. Bahkan di masa sakitnya selama hampir tiga tahun ini, masih berniat akan menuliskan novel terbarunya.

Baca Juga: Farha, Banyak Kejahatan di Luar Sana.

"Remy sudah mendapatkan tempat yang paling indah. Sebab semasa hidupnya sudah memberikan yang terbaik dalam hidupnya. Beliau adalah kamus berjalan. Tidak ada yang banyak seperti dia. Berbahagialah keluarga Remy, karena beliau multi talenta, " kata IB.

Terakhir, IB yang mengaku kenal Remy Sylado sejak 50 tahun lalu, atas nama wartawan dan murid-murid Remy semasa hidupnya mengucapkan selamat jalan, dan terima kasih.

Baca Juga: Kuda Hitam Pilpres 2024.

"Kami sangat kehilangan. Indonesia kehilangan mas Remy. Atas nama murid-murid beliau, kami menyampaikan rasa bergabung atas kematiannya, " katanya.

Sejumlah sahabat Remy Sylado berfoto di pusara. (Bb)

Segendang sepenarian, Niniek L Karim juga turut berduka atas kepergian Remy Sylado yang di matanya adalah sosok yang luar biasa. "Remy ada di mana-mana. Dari dunia teater, film, kepenulisan, khususnya puisi dan sastra, juga di ranah kebudayaan, " kata Niniek L. Karim.

Baca Juga: Adab dan Etika Politisi