JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Gagasan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) sudah ada pada era Presiden Soekarno sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tetapi, baru di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), hal itu bisa diwujudkan.
"Kebijakan pemindahan Ibu Kota oleh Presiden Jokowi, merupakan langkah yang berani. Yakni untuk mewujudkan apa yang telah digagas oleh Bung Karno," kata pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing, Rabu (14/12).
Menurutnya, ide dan gagasan membangun IKN adalah bagus. Sehingga, apa yang dilakukan oleh Jokowi merupakan suatu kebijakan berani yang positif.
"Ini sekaligus mewujudkan cita-cita bangsa kita ini. Sejak dari presiden yang terdahulu dan pemindahan itu merupakan terobosan yang baru," ujarnya.
Dikatakan, Jokowi telah meletakan pondasi bagi pembangunan IKN. Sehingga hal itu harus dilanjutkan oleh pemimpin atau presiden berikutnya.
"Pasalnya, pembangunan IKN membutuhkan waktu yang panjang. Sayangnya, masa pemerintahan Jokowi tinggal dua tahun. Oleh karena itulah, maka sangat tergantung kepada presiden yang akan datang untuk melanjutkannya," tandas dia.
Landasan
Hal itu karena sesuai konstitusi, Jokowi sudah habis jabatannya. Adanya Undang-Undang (UU) Nomor 3 tahun 2022 tentang IKN, menjadi landasan atau kepastian hukum untuk memindahkan lokasi Ibu Kota yang bernama Nusantara tersebut.
"Untuk lebih memastikan proses pembangunan dan pemindahan IKN berjalan mulus, saya menyarankan supaya pengganti Jokowi dari tokoh yang mempunyai visi dan misi yang sama. Khususnya terkait IKN," tegasnya.
Sebab jika presiden terpilih yang berlawanan atau oposisi dengan pemerintahan sekarang, Emrus memprediksi IKN akan sulit diwujudkan. Karena kalau penggantinya bukan inline dengan Jokowi, maka kecil kemungkinan untuk dilanjutkan dan bisa menjadi mangkrak.
"Kalau tidak inline, presiden baru akan tunjukkan dirinya dong siapa dirinya. Bisa jadi, nanti pemimpin yang akan datang yang tidak inline, akan mengalokasikan dana IKN ke sektor lain," tuturnya.
Lebih lanjut Emrus mengatakan, keberlangsungan IKN sangat tergantung siapa pemimpin atau presiden yang akan datang. Bila satu nafas dengan Jokowi, maka mimpi bangsa Indonesia memiliki Ibu Kota yang smart city, clean city dan green city akan terwujud.
"Itu wujud wajah kita. Wujud bangsa Indonesia ke depan. Oleh karena itu, saya kira ini harus segera dilanjutkan," tukasnya.