JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Peta persaingan calon presiden dan wakil presiden menemukan fakta menarik. Berdasar survei Poltracking, nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melesat menjadi kuda hitam.
Yakni setelah menguasai peta suara di Jawa Tengah dan konsisten masuk empat besar di Pulau Jawa. Menariknya, Erick berhasil menyodok di antara nama kepala daerah seperti Ridwan Kamil dan ketua umum partai, seperti Agus Harimurti Yudhoyono.
"Peningkatan elektabilitas Erick Thohir yang tercermin dari hasil survei yang baru dirilis oleh Poltracking, bukan hal yang mengagetkan. Pasalnya, sejak awal sudah memperkirakan bahwa tingkat popularitas dan elektabilitas Erick Thohir akan terus meningkat," kata pengamat politok Fernando Emas, Jumat (16/12).
Hal itu juga membuatnya akan menjadi cawapres idaman para calon presiden. Menurutnya, Erick Thohir akan memberikan peran penting untuk menentukan kemenangan calon presiden yang menggandengnya pada Pilpres 2024 akan datang.
"Sehingga Erick Thohir sangat tepat bisa dianggap sebagai kuda hitam pada pilpres yang akan datang. Hal itu karena akan memberikan peran yang sangat signifikan," ujarnya.
Apalagi kalau melihat hasil survei Poltracking, Erick Thohir bisa memperoleh hasil yang sangat memuaskan di wilayah Jawa. Dia juga yakin, apabila Erick sudah resmi akan menjadi cawapres, suara pemilih di luar pulau Jawa juga akan bisa dimaksimalkan untuk memilihnya.
"Erick Thohir merupakan salah satu harapan masyarakat Indonesia untuk menghadapi tantangan global dan ekonomi ke depan. Seperti diketahui, para analis ekonomi mengatakan dunia akan masuk ke resesi tahun depan," tandasnya.
Tumbuh
Sementara, dalam berbagai kesempatan Erick Thohir berkeyakinan ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh. Hal itu karena faktor sumber daya alam dan kelas menengah pekerja yang masif hingga 2030.
"Saran saya, Erick Thohir tetap melalukan kalkulasi siapa capres yang akan diterima untuk pasangannya. Khususnya menghadapi pilpres 2024 yang akan datang," tegasnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan, Erick Thohir memiliki magnet elektoral yang tinggi sebagai cawapres. Sehingga layak dipasangkan dengan capres manapun.
"Tetapi, saya menilai, Erick Thohir akan lebih cocok jika dipasangkan dengan nama capres dari kalangan koalisi pendukung pemerintah. Antara lain seperti Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo, kecuali dengan Anies Baswedan," jelasnya.
Hal itu karena Anies dianggap bukan golongan dari kelompok pemerintah. Dia berpendapat tingginya elektabilitas Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu karena kerap turun di wilayah.
"Terutama yang selama ini menjadi lumbung suara di pulau Jawa. Biasanya yang ingin menjadi cawapres atau capres itu kan berkampanye dengan gigih di basis-basis masa yang terbanyak," jelasnya.
Terbanyak
Seperti di Jawa Barat yang terbanyak. Lalu Jawa Timur dan Jawa Tengah yang pasti akan dikejar.