JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Gempa bumi yang terjadi di Cianjur pada Senin, tanggal 21 November 2022 dengan kekuatan 5,6 SR mengakibatkan dampak yang cukup parah bagi sebagian masyarakat setempat, sekitar 58 ribu rumah rusak dan 602 orang meninggal dunia. Salah satunya yang terparah adalah kampung pasir 18, desa Sarampad, kecamatan Cugenang, Cianjur-Jawa Barat yang dihuni oleh 77 KK.
Dampak gempa dikampung pasir 18, desa Sarampad ini mengakibatkan ratusan bangunan roboh mulai dari rumah warga sampai dengan fasilitas kesehatan, sekolah, jalan, jembatan rusak dengan tingkat skala kerusakan baik berat maupun ringan.

Dimasa pemulihan ini, Universitas Sahid (Usahid) melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tagline CIANJUR BANGKIT – Bangun Kemandirian Masyarakat Bersama Usahid pada hari Senin-Rabu, tanggal 12 -14 Desember 2022 di kampung pasir 18, desa Sarampad, Cugenang Cianjur yang merupakan salah satu titik lokasi kegiatan PKM Usahid.
Baca Juga: Wisata Liburan di Yogyakarta Yang Wajib Dikunjungi untuk Liburan Akhir Tahun

Kegiatan ini terselenggara dalam rangka Bantuan Pendanaan Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan MBKM Berbasis Kinerja IKU dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Usahid ditetapkan sebagai salah satu dari 10 PTS di DKI Jakarta dan Bogor Jawa Barat yang dipilih khusus melakukan PKM ke Cianjur pada batch 2 berdasarkan penilaian pencapaian IKU, yang mendapatkan bantuan pendanaan dengan nilai Rp. 500 juta pada bulan Desember 2022 ini. Bantuan pendanaan digunakan seluruhnya untuk program pengabdian masyarakat peduli gempa Cianjur.
Menurut Rudi, ketua RT 03 kampung pasir 18 desa Sarampad, “sebagian masyarakatnya masih belum berani tinggal dirumah. Rata-rata 1 tenda dihuni oleh 1-2 KK. Aktivitas masyarakat masih belum normal. Sebagian masih merasa trauma dengan gempa, “katanya.
Baca Juga: Tingkatkan Perekonomian Syariah Indonesia, BPKH Beri Penghargaan Kepada Mitra Bank Syariah
Rudi mengatakan bahwa masyarakat RT 03 memerlukan dapur umum untuk menyiapkan makanan sehari-hari dan perlu kegiatan untuk mengurangi trauma yang masih ada. Untuk memenuhi kebutuhan para korban bencana alam di Cianjur, maka tim pengabdian masyarakat USahid yang terdiri dari Dr. Siti Chairiyah Batubara, M.Si, Meri Safarwati Putri, S.Sos., M.Si dan Athia Fadlina, S.Gz., M.Gz dengan topik Pembangunan dan Manajemen Dapur Sehat dalam Pemenuhan Kebutuhan Makanan Pendamping ASI pada kondisi bencana, memiliki sejumlah program seperti penyelenggaraaan dapur sehat dan menyiapkan kurang lebih 300 nasi bungkus beserta lauk pauk untuk sarapan, makan siang dan makan malam selama 2 hari, sharing terkait manajemen dapur sehat, pengolahan makanan yang aman dan trauma healing bagi anak-anak dan balita dengan hiburan, aneka permainan dan pemberian hadiah bagi warga desa Sarampad yang dibantu juga oleh tim relawan dari mahasiswa yaitu Muhammad Tsani, Sodiqun Bayan Syarif, Adillah Dara dan Octavira Az Zahra. Bagi tim relawan mahasiswa, kegiatan ini sebagai pembelajaran untuk lebih meningkatkan empati kepada sesama dalam pengembangan karakter untuk peduli kepada masyarakat.
Artikel Terkait
AirNav Indonesia Antisipasi Lonjakan Lalu Lintas Penerbangan Jelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023
Semua Korban Anjlokan Kereta Kerja di Trek KCJB Asal Tiongkok
Capres Internal KIB Perbesar Peluang Dapatkan Efek Ekor Jas
Di Jabar, Prabowo & Anies Bersaing Ketat, RK & Ganjar Justru Mampat
Polri Tegaskan Pengamanan Nataru sebagai Operasi Kemanusiaan
Mobilitas Tinggi Saat Nataru, BBM hingga Suplai Pangan Jangan Jadi Masalah
Saatnya Pemerintah Lebih Tegas Menyikapi Mafia Pertambangan dan Backing-nya
Antisipasi Pergerakan Nataru, Contra Flow sampai dengan One Way Disiapkan
Langkah Transformasi BPKH Meluncurkan Platform Digital untuk Pelaku Bisnis Penyelenggaraan Haji
Forum Pengacara Kesatuan Tanah Air Ikut Kecam Pernyataan Kamaruddin Simanjuntak