DARI sebuah story sosmed milik Satlantas Polres Garut yang melintas, di tengah riuh suasana liburan akhir tahun, keberadaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) tampak terpantau di rest area jalur selatan Limbangan, Kabupaten Garut pada pekan lalu.
Jelas, itu adalah sebuah sinyal keberpihakan akan upaya menghadirkan sebuah transisi penggunaan energi dalam mobilitas masyarakat. Dari kendaraan berbasis fosil ke kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.
Berapa kendaraan yang mengakses SPKLU di jalur yang terkenal dengan titik kemacetannya itu memang belum diketahui. Baik akun sosmed PLN Garut maupun PLN UID Jabar tak menjawab akan data tersebut saat ditanyakan.
Bisa jadi, fasilitas pendukung kendaraan listrik itu minim digunakan, bahkan tak ada sama sekali mengingat populasi kendaraan tersebut yang relatif jarang apalagi sampai,
bahkan lebih-lebih, jadi pilihan warga untuk digunakan di saat puncak pergerakan seperti Nataru 2023.
Baca Juga: Dadan Tri Yudianto, Sosok Muda Peduli Lansia
Apa masih riskan? Perjalanan Mas Wahid membawa sebuah kendaraan listrik untuk satu perjalanan seperti yang diceritakannya dalam pekan ini, menunjukan dua sisi. Menurut youtuber otomotif sekaligus pengusaha bus wisata itu, mobilnya sebenarnya enak, tak masalah, sekali pun di mode eco yang mengindikasikan penggunaan energi yang efisien, tapi risikonya itu tetap saja membutuhkan ruang tak sedikit.
Karenanya, keberadaan sebaran SPKLU penting. Pasalnya, ada momentum Mas Wahid berada pada situasi kritis, deg degan pada saat pencarian fasilitas tersebut di tengah indikator baterai yang hampir habis sebelum kemudian berhasil menemukan SPKLU untuk di-charge lagi baterainya.
Betul-betul butuh kelihaian dalam mengoptimalkan pasokan energi yang minim. "Akhirnya nekat ikhtiar dengan perkiraan range 9 Km, untuk menempuh 19 Km, dan berhasil," katanya dalam akun instagramnya, Jumat (30/12/2022).
Baca Juga: Hasil Piala AFF 2022: Singapura Tahan Imbang Vietnam 0-0
Untuk urusan colok-mencolok itu memang penting bagi electric vehicle. Bus listrik yang baru diresmikan untuk mendukung rute bus rapid transit (BRT) Dago-Leuwipanjang, Bandung, misalnya tak segan-segan mengisi bahan bakar sepanjang ada waktu untuk melakukannya di sela rit yang padat.
Bedanya, mereka bisa sat set seperti itu karena mempunyai SPKLU sendiri di terminal. Sehingga bus listrik besutan Inka eks hajatan G20 Bali itu tetap terjaga pasokan energinya untuk menempuh salah satu rute favorit tersebut.
"Itu tak pengaruhi baterai, cepat kok ngisinya, biar pun sebentar nyoloknya tak masalah," kata teknisi Agus Santoso. Untuk baterai penuh, bus tigaperempat itu bisa mengerek jarak hingga 160 Km. Jarak Leuwipanjang-Dago sendiri sekitar 12 Km. Tentu saja, ini bukan jalur mulus karena ada sejumlah titik kepadatan yang mesti dilalui.

Baca Juga: Terbaik Sepanjang Sejarah, PLN Tunjukan Kinerja Moncer di Ajang Proper Emas, Sabet 15 Penghargaan+
Artikel Terkait
Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Gaet 48 Calon Mitra SPKLU dan SPBKLU
PT Angkasa Pura II Siap Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik di Bandara
Bedah Kecanggihan Kendaraan Listrik Yamaha E01 yang Resmi Mengaspal di Indonesia
Peluang Meraup Cuan dari Kendaraan Listrik
Ditjen Hubdat Manfaatkan Momen KTT G20 Sebagai Ajang Sosialisasi Kendaraan Listrik
Kemenhub Gelar Electric Vehicle Funday, Sosialisasikan Keuntungan Kendaraan Listrik
Pajang Koleksi Kendaraan Listrik Museum Transportasi TMII Punya Wajah Baru
Indonesia Punya Potensi Besar Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik
60 Persen Pangsa Pasar Kendaraan Listrik akan Bergantung pada Produksi Indonesia
Diperlukan Perpres Kendaraan Listrik Untuk Transportasi Umum