JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan penyelesaian pembangunan 61 bendungan hingga tahun 2024 untuk tambahan pasokan air baku dan irigasi lahan pertanian di seluruh Indonesia.
Salah satu bendungan yang tengah diselesaikan adalah Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.
Baca Juga: Perppu Ciptaker dan Kartu Prakerja Saling Menguatkan
"Pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam," kata Menteri Basuki.
Bendungan Jragung dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air setelah sebelumnya menyelesaikan pembangunan Bendungan Logung di Kabupaten Kudus dan Randugunting di Kabupaten Blora.
Kepala BBWS Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi mengatakan, Bendungan Jragung dengan kapasitas tampung 90 juta m3, utamanya akan bermanfaat sebagai sumber air baku bagi wilayah Kota Semarang.
Baca Juga: Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Jaga Kemajuan Demokrasi
Sebesar 500 liter/detik, Kabupaten Grobogan 250 liter/detik, dan Kabupaten Demak 250 liter/detik, serta menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 4.528 hektare di Kabupaten Semarang.
"Kontrak pembangunan Bendungan Jragung ditandatangani pada akhir 2020 dan mulai konstruksi pada pertengahan 2021 setelah proses penyiapan lahan.
Saat ini progres konstruksi secara keseluruhan dari tiga paket pekerjaan sekitar 21,6% dan ditargetkan rampung pada tahun 2024," kata Adek.
Baca Juga: Penangkapan Lukas Enembe jadi Bukti Efektifnya Kerja Sama Penegakan Hukum Era Firli
Dikatakan Adek, saat ini tengah dilakukan percepatan pembangunan dengan metode konstruksi yang dilaksanakan secara paralel tanpa harus menunggu penyelesaian pekerjaan yang satu untuk memulai pekerjaan lainnya.
"Saat ini sudah dimulai proses timbunan tubuh bendungan (main dam) tanpa harus menunggu terowongan pengelak sungai selesai. Agar timbunan tidak tergenang air, aliran sungai dialihkan sementara dengan dibuatkan sudetan sungai," kata Adek.
Artikel Terkait
Proyek Bakauheni Harbour City Terus Dikebut, Progres Masjid BSI Capai 99 Persen
Dorong Go Global via Digital, Aplikasi Pijar Telkom Bisa Jadi Opsi Andal Pelajar
Kolaborasi dan Inovasi Digital Jadi “Senjata” Jasa Raharja Hadapi Tantangan 2023
Ferdy Sambo Bantah Lakukan Intimidasi Kepada Bharada E Sebelum Bertemu Kapolri
Gus Halim: Capaian Tahun 2022 Modal Besar Pembangunan Desa